Nafsu Mutmainnah, Tak Pernah Putus Asa atas Rahmat-Nya, dan Tenang dengan Takdir Allah SWT

photo author
- Sabtu, 15 April 2023 | 12:43 WIB
Ustaz H Ahmad Ahsan Jihadan SPsi MA: Miliki nafsu mutmainnah, selalu tenang dengan takdir Allah SWT. (Foto: Ist)
Ustaz H Ahmad Ahsan Jihadan SPsi MA: Miliki nafsu mutmainnah, selalu tenang dengan takdir Allah SWT. (Foto: Ist)

Baca Juga: Jelang Idul Fitri 1444 H, Pasokan Sembako di Kudus Dipastikan Aman

Sementara nafsu amarah kian tersisih.

Ia tak lagi mampu memerintah yang buruk.

Tiga tingkatan hawa nafsu di antaranya:

Nafsu Al-Ammarah Bissu’, yaitu nafsu yang selalu mengajak untuk berbuat keburukan dan kemaksiatan.

Kata tersebut bermakna bahwa jiwa pada dasarnya memiliki sifat yang cenderung melakukan keburukan.

Baca Juga: Gelombang Pertama Pemudik Masuk Jawa Tengah, Ganjar Resmikan Posko Terpadu Lebaran 2023

Maka dari itu, setiap orang pada dasarnya memiliki sifat untuk melakukan hal yang buruk.

"Dan aku (Yusuf) tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya jiwa itu selalu menyuruh kepada keburukan, kecuali jiwa yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS Yusuf: 53).

Nafsu Lawwamah, yaitu menyesali diri.

Dalam sifat ini, manusia sangat diwajarkan ketika merasa menyesal atas diri sendiri dan cenderung mencela dirinya.

Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah dalam surah Alqiyamah: 2.

"Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)."

Baca Juga: Delegasi Kongres AS Apresiasi Pembangunan Kota Hutan IKN yang Pertahankan Dua per Tiga Kawasan Tetap Hutan

Annafsullawwamah, yaitu suatu keadaan di mana jiwa menyesali keadaan diri karena merasa kurang melakukan kebaikan dan menyesal atas keburukan yang dilakukan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muhammad Thoriq

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X