Tahun ini, MilkLife Archery Challenge mempertandingkan tiga divisi utama: Recurve, Compound, dan Nasional (standard bow).
Para atlet dibagi dalam empat kelompok usia: U-10, U-13, U-15, dan U-18.
Tambahan kategori U-10 menjadi inovasi penting guna menjaring talenta potensial sejak usia sangat dini.
Sistem pertandingan pun dibuat sesuai standar internasional.
Divisi Recurve dan Nasional menggunakan sistem set (pemanah yang lebih dulu mengumpulkan 6 poin akan menang), sedangkan divisi Compound memakai sistem akumulasi skor tertinggi.
Seluruh peserta harus melewati babak kualifikasi dan eliminasi untuk bisa melaju ke final.
Total ada 321 medali yang diperebutkan, masing-masing 107 emas, 107 perak, dan 107 perunggu.
Medali diperebutkan di semua nomor, baik perorangan, beregu, maupun beregu campuran.
Dengan banyaknya peserta dari berbagai daerah dengan tradisi panahan kuat, persaingan pun dipastikan berlangsung sengit.
Jawa Tengah menjadi kontingen terbesar dengan mengirimkan 80 atlet, disusul oleh DKI Jakarta (79 atlet), dan Jawa Barat (77 atlet).
Kehadiran atlet dan keluarga dari seluruh penjuru Nusantara tak hanya menyemarakkan turnamen, tetapi juga memperkuat semangat kebangsaan melalui olahraga.
Artikel Terkait
MilkLife Archery Challenge 2024: Menggali Bibit Potensial Cabor Panahan, Libatkan 357 Pelajar SD dan MI
MilkLife Archery Challenge Lahirkan Atlet Andal, Jateng Potensi Tuan Rumah Kejurnas Panahan Junior 2025
MilkLife Archery Challenge 2025 Seri 1: SD Al Islam Pengkol Jepara Juara Umum, Arsakha dan Syanum Rebut Gelar Individu
MilkLife Athletics Challenge Seri 1 2025: Lebih Seru dan Kompetitif, Dari Kudus Lahirkan Bibit Atlet Muda Potensial
MilkLife Soccer Challenge Yogyakarta 2025 Sukses Lahirkan Bibit Unggul Pesepakbola Putri, Berikut Daftar Lengkap Juaranya