Turnamen ini juga menonjolkan kategori beregu, di mana sekolah-sekolah seperti SKO Surakarta, SD Al Islam Pengkol Jepara, SDIT Umar Bin Khathab Pati, dan MI NU Banat Kudus mendominasi podium di berbagai divisi, menegaskan pentingnya kerjasama tim dalam panahan.
Menurut Yoppy Rosimin, penyelenggaraan yang terbuka dan berkesinambungan memberikan kesempatan luas bagi atlet dari berbagai latar belakang, mendorong olahraga panahan lebih populer di kalangan anak muda, dan memunculkan talenta-talenta potensial untuk masa depan.
Dengan atmosfir kompetitif yang kian terasa, MilkLife Archery Challenge Seri 2025 Seri 2 ini membuktikan perannya sebagai wadah pembinaan atlet panahan usia dini, sekaligus menjadi ajang pengembangan karakter, teknik, dan mental yang solid bagi para pemanah muda Indonesia. **
Artikel Terkait
MilkLife Archery Challenge 2024: Menggali Bibit Potensial Cabor Panahan, Libatkan 357 Pelajar SD dan MI
MilkLife Archery Challenge Lahirkan Atlet Andal, Jateng Potensi Tuan Rumah Kejurnas Panahan Junior 2025
MilkLife Archery Challenge 2025 Seri 1: SD Al Islam Pengkol Jepara Juara Umum, Arsakha dan Syanum Rebut Gelar Individu
MilkLife Archery Challenge 2025: Pembinaan Terstruktur, Gerbang Awal Menuju Pelatnas, SEA Games, dan Olimpiade.
MilkLife Archery Challenge Junior 2025: Empat Tahun Berjaya, Jateng Kokoh sebagai Kekuatan Panahan Indonesia