General Manager Unit Borobudur Jamaludin Mawardi menuturkan, pihaknya melakukan translokasi atau pemindahan satwa ke Gembira Loka lantaran BKSDA Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan lembaga konservasi paling bagus dalam memperhatikan kesejahteraan hewan (animal welfare) di Pulau Jawa.
"Selain itu, Gembira Loka juga ada upaya untuk melengkapi (koleksi) satwanya," kata Jamaludin.
Selama Lembaga Konservasi Borobudur merawat para gajah, sangat memperhatikan aspek lima kebebasan satwa (animal five freedom), antara lain, bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa sakit dan penyakit, bebas dari rasa tidak nyaman, serta bebas menampilkan perilaku alami.
Sedangkan terkait nasib keenam mahout atau pawang gajah pasca perginya semua gajah, Jamaludin menyatakan, mereka akan ditempatkan di bidang lain.
Sedangkan untuk kedepan lanjut Jamaludin, wisata edukasi terkait gajah akan diganti dengan atraksi lain yang relevan dengan kultur di kawasan Borobudur.
"Kalau gajah itu tema fauna, kami bisa eksplorasi tema flora. Misalnya, tentang Borobudur of trail civilization, ada aktivitas wellness, bikin jamu, dan sebagainya," pungkasnya.**
Artikel Terkait
Tak Sakadar Ruang Pameran, Pendhapa Art Art Space Juga Menjadi Daya Tarik Wisata Seni Budaya
Sandiaga Uno Dorong Peningkatan Inovasi dan Kewirausahaan di Kulon Progo Melalui Workshop KaTa Kreatif
Belum Banyak yang Tahu! Air Terjun Siraman, Surga Tersembunyi di Desa Banyuatis Buleleng Bali
Pesona Nepal Van Java dan Cerita Ganjar Pranowo yang Langganan Gowes di Tempat Ini
Ini Tujuh Destinasi Wisata di Tanah Air yang Bisa Dijadikan Pilihan untuk Isi Liburan Sekolah pada Juli 2023
Dolan yuk, Waterpark Tembalang Asri Kian Moncer sebagai Wisata Alternatif di Kota Wali