Menanamkan Koding dan AI Sejak Dini: Pelatihan Berpikir Komputasional bagi 38 Calon Pelatih PAUD dari 15 Provinsi se-Indonesia

photo author
- Selasa, 28 Oktober 2025 | 06:08 WIB
Pelatihan Calon Pelatih dalam Implementasi Berpikir Komputasional di PAUD di Wisma Djarum Ploso Kudus, 27–31 Oktober 2025. (Foto: Istimewa)
Pelatihan Calon Pelatih dalam Implementasi Berpikir Komputasional di PAUD di Wisma Djarum Ploso Kudus, 27–31 Oktober 2025. (Foto: Istimewa)

Hasilnya akan menjadi rujukan nasional bagi pengembangan pelatihan serupa di masa depan.

Bupati Kudus Dr Ars Samani Intakoris ST MT menyambut baik penyelenggaraan kegiatan nasional ini di wilayahnya.

Ia berharap pelatihan tersebut mampu memperkuat jejaring antarpendidik dari berbagai daerah.

Baca Juga: 97 WNI Diduga Terlibat Kerusuhan di Kamboja, Cak Imin: Jangan Salah Pilih Jadi Pekerja Migran

"Kerja sama ini sangat baik antara Kementerian, Pusat Belajar Guru Kudus, Djarum Foundation, Amman Mineral, dan Inspirasi Foundation. Semoga menjadi program berkelanjutan," katanya.

Sejak dua tahun terakhir, implementasi berpikir komputasional di Kudus telah melibatkan lebih dari 700 guru dan kepala sekolah dari 211 satuan PAUD, dengan pendampingan Disdikpora Kudus dan Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus yang didukung Bakti Pendidikan Djarum Foundation.

Sementara itu, di Kabupaten Sumbawa Barat, pendekatan serupa telah diterapkan oleh 135 guru dan kepala sekolah dari 29 satuan PAUD, melalui fasilitasi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN).

Baca Juga: Babak Baru Kontroversi Royalti Musik: Pencipta Lagu Mengaku Resah hingga Bakal Gugat LMKN ke MA

Dua daerah ini menjadi contoh sukses penerapan berpikir komputasional di usia dini.

Deputy Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Felicia Hanitio menegaskan pentingnya memahami berpikir komputasional bukan sebagai kurikulum baru, melainkan sebagai cara berpikir yang terstruktur dan bisa diterapkan dalam aktivitas sederhana.

"Seperti mencuci tangan atau bermain lompat karet, yang membedakan adalah bagaimana guru memantik anak untuk berpikir dan memecahkan masalah," jelasnya.

Menurut Felicia, pengalaman di Kudus dan Sumbawa Barat menunjukkan penerapan berpikir komputasional secara konsisten mampu meningkatkan kemampuan kognitif, sosial-emosional, dan motorik anak.

Baca Juga: Pesepakbola Timnas Asli Sleman, Dion Buka-bukaan di Podcast Kopi Pait Pensa TV

"Dengan pembiasaan berpikir seperti ini, anak-anak menjadi lebih siap menghadapi dunia yang sarat teknologi," tambahnya.

Vice President Social Impact PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Priyo Pramono menyebut berpikir komputasional sebagai "fondasi generasi adaptif."

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Thoriq

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X