Baca Juga: Giliran Selebgram Banten Diciduk Polisi, Raup Puluhan Juta Rupiah Promosikan Judi Online
Filosofi Jawa mengenal Kawruh, yakni nilai-nilai pengetahuan yang berkaitan dengan alam dan gejalanya. Bahasa dan perilaku terhadap tumbuhan masuk ke dalamnya.
Menurut Dwi, ada empat hal dalam bahasa Jawa yang harus dimiliki jika ingin memahami bahasa alam.
Pertama, gemi, yang artinya hemat. Kedua, setiti mengerjakan segala sesuatu dengan cermat, jujur dan berhati-hati.
Ketiga, niteni, mengingat-ingat dengan cermat, penuh kejujuran dan hati-hati. Dan yang ke empat adalah titen, artinya ingat tanpa harus mengingat karena sudah menempel di kepala.
"Di barat ada Observe and Interact, yang mengajarkan bagaimana mengamati pola-pola dan siklus tumbuhan dengan pencatatan, serta mengingat dengan penuh kesadaran bagaimana, kapan, penanda, penyebab terjadinya pola-pola dan siklus dengan mengidentifikasi terjadinya pengulangan."
"Intinya sama dengan filosofi Jawa tadi, cuma di sana baru muncul tahun 1970-an. Ilmu kita malah menghilang, aneh kan?" kata Dwi.
Baca Juga: Lagu Bersama Garuda Bakal Bergema di Piala Dunia U-17, Diharap Mampu Bakar Semangat Tim Merah Putih
Anggung mengisahkan pengalaman berbeda. Pada 2020, Bottlesmoker membuat konsep pertunjukan musik yang dikhususkan untuk tanaman.
Pertunjukan itu mereka namai konser ‘Platansia’, diambil dari salah satu kata dalam album Mort Garson berjudul "Mother’s Earth Plantasia", sebuah album yang didedikasikan untuk tanaman.
Musik Bottlesmoker berpijak pada penelitian-penelitian modern tentang bunyi-bunyian yang bisa diterima dengan baik oleh tanaman.
Duo musisi yang terdiri dari Anggung Suherman dan Ryan Adzani ini juga sering kali menciptakan lagu-lagu dengan memodifikasi sendiri instrumen musik mereka, konsep penciptaan musik yang selama ini dikenal dengan istilah circuit-bending.
Hasil dari penelitian tersebut lalu memberikan panduan Bottlesmoker dalam konser Platansia.
Artikel Terkait
Festival Kethoprak Yogya 2023, Tak Sekadar Melestarikan Seni Budaya tetapi Juga Membangun Karakter
Pameran Seni Rupa Amongpraja: Amongjiwa di Pendhapa Art Space, Peringati Sejarah-Sejarah Keistimewaan DIY
FKUB Kota Yogyakarta Merawat Kerukunan Umat Beragama Melalui Pentas Seni Budaya
Suluh Sumurup Art Festival, Lebaran Seni Rupa Disabilitas Bertajuk Gegandengan di Taman Budaya Yogyakarta
Usung Tema Ketahanan Pangan 'Kembul Mumbul', Prosesi Pembukaan FKY 2023 Digelar di Waduk Sermo Kulon Progo
Berbasis Kolaborasi, Pameran 'Nget-Ngetan' FKY 2023 Digelar di Gedung Kesenian Wates Hadirkan 4 Ruas Rupa Ini