Aksi Seni Kejadian Catus Pata di Magelang, Lukisan On The Spot I Made Arya Dwita Dedok Langsung Sold Out

photo author
- Senin, 10 Juni 2024 | 11:54 WIB
Aksi Seni Kejadian Catus Pata seniman I Made Arya Dwita Dedok di perempatan Pasar Rejowinangun Magelang, Senin 10 Juni 2024. (Foto: Agoes Jumianto)
Aksi Seni Kejadian Catus Pata seniman I Made Arya Dwita Dedok di perempatan Pasar Rejowinangun Magelang, Senin 10 Juni 2024. (Foto: Agoes Jumianto)

SENANGSENANG.ID - Seniman Magelang kelahiran Bali, I Made Arya Dwita Dedok usai menggelar Aksi Seni Kejadian Catus Pata, Senin 10 Juni 2024 di perempatan Pasar Rejowinangun Magelang Jawa Tengah.

Dalam laku budaya yang dilakoni Dedok, demikian seniman lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, menari disepanjang jalan seputaran Pasar Rejowinangun.

Setelahnya Dedok melukis on the spot di atas kanvas berukuran 2 x 1.5 meter menggunakan cat akrilik.

Baca Juga: Geger! Polisi Jombang Tewas Dibakar Istrinya yang Seorang Polwan di Mojokerto

Dedok melukis suasana dan atmosfir yang dilihatnya sesaat dengan sangat ekspresif, sebagaimana hasilnya yang membuat orang-orang yang berlalu-lalang menghentikan langkah menyaksikan dari dekat seniman menuntaskan lukisannya.

Hanya butuh waktu 34 menit, Dedok menyelesaikan karyanya yang kemudian dijuduli 'Peh Cun Catus Pata in Love'.

Yang menyenangkan, karya ekspresionisme Dedok ini pun langsung sold out dipinang kolektor seni, dan seorang pengusaha Magelang, yang kebetulan turut menyaksikan aksi seni I Made Arya Dwita Dedok kali ini.

Butuh waktu 34 menit Dedok menyalesaikan karya the spot.
Butuh waktu 34 menit Dedok menyalesaikan karya the spot. (Foto: Agoes Jumianto)

"Aksi seni kejadian ini menjadi penanda kebudayaan saya sebagai seorang seniman ubtuk menyuarakan cinta kepada sesama tanpa memandang perbedaan," ujar Dedok usai menyelesaikan lukisannya.

Sebagaimana tema kegiatan 'Aksi Seni Kejadian Catus Pata' yang dalam masyarakat Bali adalah konsep tradisional tentang perempatan jalan yang digunakan sebagai pusat pertumbuhan sebuah wilayah.

Konsep ini merupakan upaya masyarakat dalam penataan tata ruang yang menampung atau menjadi simpul-simpul energi alam dengan wilayah sekitar seperti fasilitas publik, pemukiman, pusat kegiatan sosial kemasyarakatan, dan pusat perdagangan atau pasar.

Baca Juga: Viral Tangan Santri Melepuh Dicelup Air Panas, Kiai Pengasuh Ponpes di Kudus Angkat Bicara

"Aksi ini juga sekaligus ikut merayakan Peh Cun dalam tradisi Tionghoa, sekaligus menandai ulang tahun saya yang ke 53," imbuh Dedok.

Ketua Dewan Kesenian Magelang, Muhammad Nafi menjelaskan, aksi seni kejadian yang dilakukan Dedok kali ini diharapkan menjadi magnet bagi masyarakat untuk mengenal dan mencintai seni.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X