"Begitu juga sebaliknya menjadi magnet para pelaku seni di untuk terus mewarnai dunia seni di Kota Magelang," ujar Muhammad Nafi.
Baca Juga: Kasus Peredaran Senpi di Papua, Satgas Damai Cartenz Tangkap Oknum PNS
Dibeberkan Nafi, Catus Pata dalam masyarakat Bali, Peh Cun dalam tradisi masyarakat Tionghoa atau Ruwat Bumi dalam tradisi masyarakat di berbagai penjuru Nusantara merupakan tradisi yang kaya akan nilai-nilai lokal yang menjadi penting untuk menjaga keselarasan hidup bersama baik dalam hubungan antar sesama manusia maupun hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
"Aksi seni kehidupan yang dijalani Dedok hari ini tentu menyenangkan bukan saja bagi senimannya, tetapi juga masyarakat dan dunia seni di Magelang," tandas Nafi.
Perempatan Pasar Rejowinangun merupakan salah satu perempatan yang mengandung energi alam arah mata angin yang membuatnya selalu menjadi pusat keramaian di Kota Magelang.
Perempatan Pasar Rejowinangun dengan sudut konsep Catus Pata, menjadi inspirasi bagi semua tentang bagaimana kearifan manusia dalam membangun tata ruang wilayahnya.
Termasuk I Made Arya Dwita Dedok yang memilih lokasi ini menjadi sumber inspirasi dan spiritnya berkesenian.**
Artikel Terkait
Tari Klana Alus Dasalengkara Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Kota Jogja
Dibuka Besok di Pendhapa Art Space, IKASSRI Gelar Pameran Seni Rupa Bertajuk 'Volume'
Meriah! Festival Langen Carita 2024 Digelar 3 Hari di Amphitheater Taman Budaya Embung Giwangan Jogja
Pameran Seni Rupa Volume 7 IKASSRI, Subroto Sm: Karya yang Berbobot Harus Mampu Membaca Tanda-Tanda Zaman
Parade Seni Budaya Lintas Suku dan Etnis Digelar Meriah, Ribuan Masyarakat Tumplek Blek di Malioboro
TBY Kembali Gelar Karya Maestro Bondan Nusantara, Pentaskan Ketoprak Lakon Rembulan Wungu