- Membongkar pelanggaran HAM sebagai pola kekuasaan, bukan sekadar insiden.
Baca Juga: Truk Colt Diesel Terguling di Jalur Rawan Wonogiri, Tak Ada Korban Jiwa Kerugian Capai Rp5 Juta
- Menghidupkan arsip LBH Yogyakarta sebagai instrumen perlawanan terhadap propaganda negara.
- Membangun kesadaran kritis publik bahwa hukum bisa menjadi alat penindasan jika tidak dijaga.
- Membuka ruang aman bagi suara penyintas, keluarga korban, pegiat HAM, dan jurnalis.
Baca Juga: Tangis Warga Desa Juara: Kehilangan Kebun, Harapan Pendidikan Anak Terancam
- Mengubah warga dari penonton menjadi pelaku melalui toolkit advokasi dan strategi legal.
- Menciptakan arsip baru Republik dengan mengajak peserta membawa pulang satu nama, satu tindakan, dan satu alasan untuk tidak diam.
Jadwal Kegiatan
Baca Juga: IFG Diganjar Predikat INSTAR Committed Company atas Praktik Bisnis Lestari
Pameran Seni, Arsip, Fotografi, Diskusi, Performance Art: Rabu–Kamis, 17–18 Desember 2025, pukul 10.00–21.00 WIB di Langgeng Art Foundation.
Street Art & Mimbar Rakyat: Kamis, 18 Desember 2025, pukul 13.00–17.00 WIB di Langgeng Art Foundation – Pojok Benteng Wetan.
Seniman Peserta Pameran
Baca Juga: Ketua Posko Pengungsian di Aceh Pilih Salurkan Bantuan ke Desa Lain yang Lebih Membutuhkan
Sejumlah seniman ikut ambil bagian dalam event in diantaranya Adril Wak Yong, Agnita Vo, Anagard, Anang Nasichudin,Bang Toyib, Bio Andaru, Biropeace, Bonar Diat Senan Putro, Budi Santoso, Clesia Christine, Corong Api, Digie Sigit, Farhan Siki, Herikson Icon, I Made Arya Dwita Dedok, Ismu I, Medialegal, Mirnald, Moelyono, Munir, Nyalakan!, Pangestumu, Putub Porx, Sapoi_Line, Simo Lolalali, Taring Padi, Werku Jatiraga, Wimbo Priharso, Windi Delta, Wira, Wisnu Aji K, Yayak Yatmaka, dan ABDW Art Project.