Pameran ini menjadi ruang refleksi sekaligus ajakan bertindak, menegaskan bahwa ingatan adalah arena politik dan arsip adalah senjata warga untuk mencegah runtuhnya Republik.
Pameran dibuka oleh Muhidin M Dahlan (Pengarsip Partikelir), Ita Fadia Nadia (Ruas-Ruang Arsip dan Sejarah Perempuan), Julian Dwi Prasetia (Direktur LBH Yogyakarta), Muhammad Isnur (Ketua YLBHI), dan Mikke Susanto (Kurator Seni).
Baca Juga: Pil Pahit Ridwan Kamil di Akhir 2025: Gugatan Cerai dan Kasus Hukum
Sedangkan performa art menampilkan I Made Arya Dwita Dedok, Kepal SPI, Orda Gayo Lut Tawar, dan Bro Matra.**
Artikel Terkait
20 Perupa Malang Gelar Pameran Lintas Jalur Langit di Ascent Premier Hotel
Angkat Isu Sistem Drainase dan Zona Hijau Kota Solo, Mahasiswa DKV ISI Surakarta Gelar Pameran Imajinarium
Pameran Maket Journey 4 di PAS, Awali Rangkaian Program API DIY
26 Perupa Ikuti Pameran 'Urip iku Urup' di Shaktikerta Fine Art Space Sragen
Pameran Internasional 'Interfaith' di UIN Walisongo: Seni Jadi Jembatan Kerukunan
RESONANSI: Jejak, Ingatan, dan Imajinasi Menyatu di Pameran Perdana