SENANGSENANG.ID - Pasar Kangen kembali digelar di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Jalan Sriwedani No.1 Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta, 18-24 September 2025.
Festival tahunan yang sudah memasuki tahun ke-20 kali ini mengusung tema 'Nandur Opo Sing Dipangan, Mangan Opo Sing Ditandur'.
"Menanam apa yang dimakan, makan apa yang ditanam. Tema ini menjadi ajakan bagi masyarakat untuk menghidupkan Kembali kedaulatan pangan melalui pemanfaatan bahan baku lokal," jelas Ong Harry Wahyu, koordinator Pasar Kangen dalam jumpa pers di Ruang Seminar TBY, Jumat 12 September 2025.
Baca Juga: Pengurus Koperasi Jasa Pena Kencana Mulia PWI DIY Resmi Dilantik, Siap Gerakkan Ekonomi Wartawan
Dijelaskan Ong, melalui tema ini mengajak kita Kembali ke akar: memanfaatkan apa yang kita tanam dan menanam apa yang kita butuhkan.
"Dengan begitu, kita tidak hanya melestarikan kuliner, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal dan menjaga alam," tandas Ong yang juga seorang visual artis dan art director peraih The best art director dalam Festival Film Indonesia untuk film Daun di atas Bantal.
Ditambahkan Ong Harry Wahyu, selama sepekan pengunjung akan dimanjakan dengan beragam kuliner tradisional khas Yogyakarta dan Nusantara yang seluruhnya menggunakan bahan dasar lokal dengan cita rasa autentik, berbahan hasil bumi sendiri, dan penuh makna berkelanjutan.
Berbeda dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, dimana Pasar Kangen digelar selama 10 hari. Tahun ini Pasar Kangen hanya diselenggarakan selama 7 hari.
"Ada pengurangan jumlah hari dari yang sebelumnya digelar selama 10 hari, tahun ini hanya digelar selama 7 hari," imbuh Ong.
Disebut Ong, pengurangan Waktu penyelenggaraan ini bukan tanpa alasan. Adanya efisiensi anggaran sesuai perintah Pak Presiden, Pasar Kangen juga mengikuti aturan ini.
Kepala Taman Budaya Yogyakarta, Dra Purwiati menambahkan, meski hari pelaksanaan Pasar Kangen dipangkas menjadi 7 hari, namun Pasar Kangen tetap disuguhkan dengan baik.
"Sepanjang pelaksanaan Pasar Kangen, sejumlah agenda juga digelar. Selain pasar kuliner dan kerajinan, juga ada suguhan khusus dari Art of Children (batik dan seni rupa), Pmeran Nandur Srawung, dan difable," beber Purwiati.