Banjir di Kudus Makan Korban, Perahu Terbalik Empat Santri Ponpes Assa'idiyah Tewas Tenggelam

photo author
- Jumat, 15 Maret 2024 | 20:01 WIB
Jenazah Ade Viona Lestari (15) tiba di rumah duka di Desa Temulus Mejobo Kudus. Korban adalah santriwati Ponpes Assa'idiyah Desa Kirig Kecamatan Mejobo yang tewas tenggelam di area persawahan desa setempat yang terendam banjir. (Foto: Tangkapan Layar)
Jenazah Ade Viona Lestari (15) tiba di rumah duka di Desa Temulus Mejobo Kudus. Korban adalah santriwati Ponpes Assa'idiyah Desa Kirig Kecamatan Mejobo yang tewas tenggelam di area persawahan desa setempat yang terendam banjir. (Foto: Tangkapan Layar)

Kapolres Kudus AKBP Dydit Dwi Susanto melalui Kapolsek Mejobo AKP Rusmanto mengungkapkan, peristiwa tenggelamnya lima orang santri Assa'idiyah terjadi sekitar pukul 06.00 WIB pada Jumat 15 Maret 2024.

Baca Juga: Bhabinkamtibmas Sosromenduran Jogja Bina Belasan Remaja yang Terlibat Perang Sarung

Saat itu korban bermain perahu kayu atau sampan milik salah satu warga dekat pondok pesantren.

Mereka mendayung menggunakan bambu sampai jarak kurang lebih 5 kilometer di area persawahan Blok Krapyak Desa Kirig Mejobo.

Naas, sampan yang ditumpangi lima santri tersebut kemasukan air dan terbalik hingga korban tercebur di area sawah yang terendam banjir.

"Korban sempat berteriak minta tolong dan beberapa saksi mendengar dan melihat."

"Namun korban akhirnya tenggelam di kedalaman sekitar 2,5 meter. Kasus ini sudah kami laporkan ke Polda Jateng," ujar Kapolres Kudus melalui Kapolsek Mejobo AKP Rusmanto.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Satake Bayu membenarkan telah menerima laporan adanya santri Ponpes Assa'idiyah yang tewas tenggelam.

Baca Juga: Kemendikbudristek Buka Seleksi ASN Guru PPPK 2024 Kuotanya 419.146 Orang, Buruan Daftar

Ia menyampaikan rasa prihatin atas musibah yang menimpa para korban selamat maupun meninggal dunia.

Dari hasil visum dr Imam Purwanto dari Puskesmas Jepang (Mejobo) dan Tim Inafis Polres Kudus disimpulkan pada tubuh korban tidak ditemukan tanda- tanda penganiayaan.

"Keluarga korban sudah menerimakan serta tidak bersedia dilakukan otopsi oleh kepolisian," terangnya.

Atas kejadian tersebut, ia menghimbau agar kasus ini tidak terulang.

Pihaknya meminta ponpes mendata para santri yang tidak bisa berenang agar dilarang bermain di sungai atau pun bermain dengan perahu.

"Setiap kegiatan santri harus ada pengawasan dari para guru atau pengasuhnya," pinta Kombes Satake.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Thoriq

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB
X