Diawali dengan obrolan ringan, sang dokter akan berusaha menarik perhatian para pasien.
"Dia akan chat pasien diawali dengan basa-basi nanya tempat di Garut wisata dan kuliner. Lama kelamaan dia akan reply semua update pasien, chat gak jelas dan merayu pasien menawarkan USG gratis," ungkapnya.
Jika pasien menanggapi, maka jebakan pun dimulai.
Mereka diminta datang di jam praktik terakhir dengan syarat tidak mendaftar seperti biasa.
"Pasien yang masuk perangkap akan disuruh datang ke klinik di jam terakhir. Dengan larangan daftar dan harus bilang sudah ada janji dengan dia kepada asisten," jelasnya.
Baca Juga: Indonesia dapat Kesempatan Pertama Diundang ke Washington DC, Bahas Kebijakan Tarif Resiprokal AS
Sementara itu, para asisten atau staf yang seharusnya mendampingi justru disuruh pulang lebih dulu.
"Kita bukan tidak mendampingi tapi kita selalu disuruh pulang dan tidak boleh masuk," katanya.
Kesaksian mantan asisten ini membuka mata publik bahwa pola pelecehan tersebut telah berlangsung cukup lama dan terstruktur.
Baca Juga: Cerita Sehat Hidroterapi dari Pemandian Alam Selokambang Lumajang
Kasus ini pun mendapat sorotan tajam dari masyarakat, dan kini menunggu penanganan serius dari pihak berwenang agar tak ada lagi korban berikutnya.**
Artikel Terkait
Fakta Baru Kasus Pelecehan Seksual Dokter Kandungan di Garut, Korban Tak Hanya Pasien Tetapi Juga Perawat dan Bidan
Kemenkes Tindak Tegas Dokter Kandungan yang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual di Garut, STR Bakal Dinonaktifkan Sementara
Dokter Kandungan yang Diduga Lakukan Pelecehan Seksual di Garut Ditangkap Polisi, Sementara 2 Orang Jadi Korban
Pihak Klinik Akui Sempat Ada Keluhan dari Pasien, Ungkap Dokter Kandungan yang Viral Sudah Berhenti Praktik
Berkaca dari Kasus Dokter Obgyn yang Lecehkan Ibu Hamil, Mengapa Dokter Kandungan Malah Didominasi Laki-laki?
Lagi-Lagi Dokter Cabul Berulah! Pasien Rawat Inap di RS Swasta Malang Jadi Korban, Polisi Turun Tangan