Penjelasan Fadli Zon soal Kekerasan Mei 1998 Picu Isak Tangis Anggota DPR

photo author
- Rabu, 2 Juli 2025 | 18:13 WIB
Menteri Kebudayaan (Menbud) RI, Fadli Zon. (Instagram.com/@fadlizon)
Menteri Kebudayaan (Menbud) RI, Fadli Zon. (Instagram.com/@fadlizon)

SENANGSENANG.ID - Suasana rapat Komisi X DPR RI bersama Menteri Kebudayaan (Menbud) RI, Fadli Zon mendadak berubah menjadi emosional saat isu sensitif terkait kekerasan terhadap perempuan dalam tragedi Mei 1998.

Dua anggota DPR, My Esti Wijayati selaku Pimpinan Komisi X dan Mercy Barends sebagai anggota Komisi X dari Fraksi PDIP, tampak tak kuasa menahan tangis ketika Fadli memberikan penjelasan atas pernyataannya tentang kasus pemerkosaan dalam peristiwa tersebut.

Mulanya, Fadli Zon mendapat sejumlah pertanyaan dari anggota Komisi X terkait pernyataannya yang menyebut belum ada bukti hukum mengenai pemerkosaan massal dalam tragedi kerusuhan 1998.

Baca Juga: MilkLife Archery Challenge 2025: Pembinaan Terstruktur, Gerbang Awal Menuju Pelatnas, SEA Games, dan Olimpiade.

Menbud RI itu menekankan, dirinya tidak membantah adanya kekerasan, tetapi mempertanyakan akurasi istilah 'massal' yang selama ini digunakan.

Fadli menilai sejumlah laporan, termasuk dari Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bentukan Presiden BJ Habibie serta pemberitaan media, masih menyisakan banyak kekeliruan dalam dokumentasi maupun verifikasi fakta.

"Harus diakui, jelas ada peristiwa pemerkosaan dan itu merupakan kejahatan kemanusiaan. Namun secara hukum, kita sulit mendapatkan kepastian seperti dalam kasus penembakan Trisakti, di mana ada pelaku dan fakta hukumnya," ujar Fadli saat rapat di Kompleks Parlemen Jakarta pada Rabu, 2 Juli 2025.

Baca Juga: Bupati Kudus Samani Intakoris Larang Sekolah Koordinir Seragam Siswa, Orang Tua Diberi Kebebasan Beli Mandiri

Fadli kemudian menyinggung sejumlah foto yang beredar di berbagai situs kala itu, yang diklaim sebagai bukti pemerkosaan massal, ternyata berasal dari luar negeri seperti Jepang dan Hong Kong, bukan dari Indonesia.

"Pendokumentasian pada masa itu memang belum sebaik sekarang. Kita perlu telaah secara lebih teliti, apalagi ini terjadi pada masa media baru mulai bebas terbit kembali," imbuhnya.

Penjelasan tersebut sontak memicu respons emosional dari My Esti Wijayati.

Baca Juga: Tangis Nikita Mirzani Pecah di Sidang Eksepsi, Tegaskan Bukan Kriminal Berat dan Rindu pada Anak-anaknya

Dengan suara bergetar dan mata yang berkaca-kaca, Esti menginterupsi Fadli dan mengungkapkan rasa sakit hatinya atas cara sang menteri menjelaskan isu yang sangat sensitif itu.

"Semakin Pak Fadli Zon bicara, semakin terasa menyakitkan. Saya tidak di Jakarta saat itu dan tidak bisa pulang selama beberapa hari karena kondisi sangat mencekam,” tutur My Esti dalam kesempatan yang sama.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB
X