SENANGSENANG.ID - Kongres Perempuan Nasional siap diadakan di Kampus Universitas Diponegoro, Semarang, pada 24-26 Agustus 2023. Sejumlah tokoh nasional dijadwalkan hadir dalam momen tersebut.
“Cukup banyak tokoh hadir. Ada sekitar 21 orang, mulai dari ibu Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, Ibu Bintang (I Gusti Ayu Bintang Darmawati), akademisi ada Profesor Sulistyowati Irianto dari Universitas Indonesia, ibu Puan (Puan Maharani, Ketua DPR RI),” kata Ketua I Kongres Perempuan Nasional Mila Karmilah saat Media Gathering Kongres Perempuan Nasional di Normans Hotel Kota Semarang, Senin 21 Agustus 2023.
Selain itu juga, kata dia, dijadwalkan hadir adalah anggota DPR RI Lestari Moerdijat, Luluk Nur Hamidah, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, serta akademisi dari Undip juga hadir.
Nantinya, peserta yang hadir pada kegiatan yang dipusatkan di Undip sekitar 1.000 orang.
Ditambahkan, kegiatan berlangsung di sejumlah gedung. Seminar dilaksanakan di Auditorium Profesor Sudarto, yang kemudian akan dibagi di dalam beberapa komisi, dengan empat lokasi.
Yaitu di auditorium Fakultas Teknik, auditorium Fisip, auditorium Fakultas Peternakan dan Pertanian, dan di Fakultas Ilmu Budaya.
Baca Juga: Nenek Warga Jepang Pakis Jati Kudus Selamat Setelah Lebih 28 Jam Tercebur Sumur Sedalam 3 Meter
Menurut Mila, kegiatan Kongres Perempuan Nasional urgen dilakukan. Sebab, ada banyak gap di tataran kebijakan, serta implementasi yang masih harus lebih didorong. Untuk itu, dibutuhkan dialog, diskusi untuk mengetahui gagasan dan ide.
Dia menunjuk contoh, mungkin saat kongres, ada pengalaman baik atau buruk yang dialami oleh perempuan. Baik yang terkait dengan kebijakan, regulasi, atau layanan yang diterima oleh perempuan.
Terlebih mennyongsong tahun 2024, dan menyongsong tahun 2045. Harapannya, dalam waktu seabad ini, akan mengetahui kondisi dan potensi untuk menuju ke mana, dan sebagainya.
Baca Juga: Puluhan Desa di Kudus Menjadi Sasaran KKN 1.305 Mahasiswa UMK, Emban Program Penurunan Stunting
Terkait kedaulatan pangan misalnya, Indonesia yang jika benar merupakan negara gemah ripah lohjinawi, tentu pangannya beragam. Bukan pada beras semata. Ada jagung, sagu dan lainnya.
“Jangan menyamaratakan yang disebut dengan pangan adalah beras. Kita bisa mengatakan kita berdaulat atas pangan. Supaya tidak ada lagi yang namanya ekspor beras,” ujarnya.
Artikel Terkait
Galang 90 Perupa Perempuan Komunitas Lintas Batas Pameran Besar Nasional #4 Mantra Cinta di Pendhapa Art Space
Gunakan Pendampingan Pandawa Agri Indonesia, Dua Petani Perempuan di Mbay Sukses Tingkatkan Panenan Padi
Pluang Perluas Akses Finansial Perempuan Indonesia untuk Peringati Hari Kartini 2023
KPU Terima 687 Bakal Calon Anggota DPD RI, 135 Diantaranya Perempuan, Bawaslu Apresiasi Kinerja KPU
Ini Puisi Lailah Nurdiana dari Sumenep Madura yang Juara Lomba Puisi Geliat Perempuan Indonesia
Pelukis Perempuan Kartika Affandi, Nunung WS, dan Dyan Anggraini Pameran Bersama Matahari 3 di Pojok Terakota
Soroti Peran Perempuan, IW UMK Gelar Talk Show Self Empowerment Tingkatkan Kualitas SDM Keluarga