SENANGSENANG.ID - Banyaknya masyarakat yang kecanduan judi online, memang menjadi keprihatinan kita bersama, tak terkecuali pemerintah.
Sekalipun berbagai upaya mematikan situs judi online sudah secara masif dilakukan, rupanya tak berdampak signifikan.
Masih banyak masyarakat terbius dengan jalan pintas mencari cuan lewat judi online, meski faktanya tidak sedikit dari mereka justru malah jatuh miskin karenanya.
Baca Juga: Citroen Indonesia Serahkan Unit The New Citroen E-C3 All Electric kepada 50 Pelanggan Pertama
Terakhir sorang Polwan di Mojokerto Jawa Timur yang tega membakar suaminya sendiri yang juga seorang anggota polisi, lantaran sang suami tega menghabiskan uang gajinya untuk berjudi online.
Ditengah makin masifnya judi online yang berdampak terhadap meningkatnya jumlah keluarga yang jatuh miskin, pemerintah malah akan memberikan bantuan sosial (bansos) bagi para korban judi online.
Langkah pemerintah ini pun langsung menuai kontroversi, karena hal ini dianggap sama saja dengan membiarkan alias melestarikan judi online tumbuh di tengah masyarakat.
Bermula dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy yang mengungkapkan keprihatinannya terhadap meningkatnya jumlah keluarga yang jatuh miskin akibat judi online.
Menyadari dampak sosial yang signifikan, Muhadjir menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah konkret untuk memberikan bantuan kepada para korban judi online.
"Termasuk banyak yang menjadi miskin (akibat judi online). Baru itu menjadi tanggung jawab kita tanggung jawab dari Kemenko PMK," kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 13 Juni 2024.
Baca Juga: BNI-Mastercard Perkenalkan Kartu Kredit untuk Milenial dan Gen Z, Tawarkan Fitur dan Benefit Menarik
Dijelaskan Muhadjir bahwa pemerintah kini aktif memberikan advokasi kepada para korban judi online.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah memasukkan mereka ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar bisa menerima bantuan sosial (bansos).