"Saya nggak kepikiran kalau para jenazah terhanyut terbawa air hujan atau malah terbawa longsor, kasihan para jenazah, sudah mati pun masih menderita," Kata Iswahyudi.
Singkatnya, kekhawatiran dukuh sangat dipahami warga.
Tanpa banyak rembugan, setiap RT langsung pasokan 2 juta rupiah untuk membangket makam.
Penguatan dengan bangket melingkar akan menjadikan benteng yang sudah ada akan lebih kuat.
Ketua LPMD Kuden Taufik Ridwan juga mengajak warga untuk peduli.
Tak begitu lama, langsung banyak bantuan diberikan.
Ada yang pasokan uang, ada juga batu, pasir semen dan bahkan snack dan minum
"Saya sangat bersyukur, ditengah keterbatasan dan banyaknya kebutuhan, warga sangat peduli dan membantu tanpa memikirkan kebutuhan lain demi leluhur yang dimakamkan di Makam Jati," kata Taufik.
Makam menjadi sangat penting untuk ditata dan dikelola dengan baik, diantaranya ada kesepakatan tidak dibangun cungkup.
Barangkali ke depan juga diberikan aturan baru bahwa makam dilarang dibangun pertanda permanen atau kijing karena menambah penuh dan sulit untuk digunakan penghuni baru.
Warga Kuden sangat peduli dengan leluhurnya, diantaranya dengan menjaga tanah makam tidak rusak oleh alam
dan tetap menjadi tempat untuk pengingat diri bahwa suatu ketika kita semua akan mati dan dimakamkan di tanah makam yg terang, tidak angker dan tertata rapi. **
Artikel Terkait
Dari Sarasehan Mengambil Energi Positif Karya Saptohudoyo di Imogiri Bantul, Begini para Seniman Berbicara
Satu Warga Luka-Luka Terdampak Angin Kencang yang Melanda Wilayah Bantul, BPBD Ingatkan Hal Ini
Kuras Emas Perhiasan dan Uang Tunai, Dua Pelaku Curat Bersenjata Api Ditangkap Polisi Bantul, Satu Lagi Buron
Perwira Polisi Bintang Dua Chryshnanda Dwilaksana, Pameran Tunggal Horeg di Pendhapa Art Space Bantul
Dibintangi Erick Estrada dan Yunita Siregar, Film 'Mendung Tanpo Udan' Rampungkan Proses Shooting di Bantul