SENANGSENANG.ID - Pelukis yang perwira polisi bintang dua Prof Dr Chryshnanda Dwilaksana M.si menggelar pameran tunggal di Pendhapa Art Space Bantul Yogyakarta.
Pameran yang mengusung tajuk "Horeg" akan digelar pada 18 - 28 Februari 2023 dan dikuratori Dr Suwarno Wisetrotomo.
"Horeg" dalam bahasa Jawa bisa diartikan riuh, ramai, gonjang-ganjing, dimana dalam kontek tajuk pameran tunggal karya lukisan Chryshnanda Dwilaksana ini adalah yang ramai dalam pikiran, yang mengganggu mengusik pikiran sosok Chryshnanda dalam kancah kehidupan setiap harinya.
Respon dari fenomena atau peristiwa kehidupan manusia dalam setiap aktivitasnya, kejadian-kejadian yang mengundang pemikiran untuk dieksplorasi dieksekusi divisualkan dalam sebuah karya seni, yaitu lukisan.
Sosok perjalanan proses kreatif seorang Chryshnanda di dalam olah rasa olah pikir berkesenian pada karya seni lukis, sudah digeluti dari tahun 1981 di Magelang, manakala bersama kawan-kawannya bergabung dalam sebuah sanggar lukis.
Dalam perjalannya hingga menjadi seorang pejabat perwira Polri berbintang satu sebagai Dirut Korlantas di Jakarta pun, masih bisa menyisihkan waktu untuk aktif melukis, bahkan dengan ukuran yang besar.
Sosok Chryshnanda boleh dikatakan manusia multitalenta, manakala selain melukis juga rajin menulis, menyoroti peristiwa, kejadian pada 'poleksosbud' bahkan sisi kemanusiaan yang mengundang keprihatinan bersama.
Tak sekadar melukis atau menulis, namun di sisi lain adalah merupakan refleksi olah pikri dan oleh rasa.
Ada benang merah yaitu suatu pesan penting yang disampaikan melalui tulisan atau pun karya lukisnya. Sebuah rekam jejak kehidupan melalui karya.
Chryshnanda baru saja naik pangkat menjadi bintang dua, namun sosok ini tetap 'ndlosor' santun, punya rasa sosial dan humor yang tinggi, dengan pergaulannya yang sangat luas dengan segala lintas kawan.
Sosok perwira Polri yang profesional yang punya kompetensi di bidangnya, bahkan tak segan menyuarakan kebenaran, keadilan, menjunjung nilai-nilai kemanusiaan yang paling dalam, menyangkut tugas Polri sebagai pelayan, pengayom, pelindung masyarakat.
Artikel Terkait
Melukis dengan Mata Tertutup, Bukan Cuma Menantang tetapi Ini Alasan Sebenarnya bagi Tri Joko Purnomo Joonk
Wuri Hantoro Pertemukan para Presiden Indonesia dalam Imajinasi di Atas Kanvas
Haul ke-20 Maestro Seni Sapto Hudoyo Digelar Sederhana dan Hikmat di Makam Seniman Girisapto
Dari Sarasehan Mengambil Energi Positif Karya Saptohudoyo di Imogiri Bantul, Begini para Seniman Berbicara
Patung Soeharto Bakal Dipasang di Taman Soeharto Ponorogo Jawa Timur, Begini Cerita Yusman sang Pematung
Mengenal Pelukis Indarin yang Pernah Malang Melintang di Dunia Batik Era 1975 sampai Akhir 1980an