Mengapa Gas Elpiji 3 Kg di Indonesia Berwarna Hijau? Ini Sejarah dan Asal-usulnya

photo author
- Kamis, 13 Februari 2025 | 21:48 WIB
Sejarah gas elpiji 3 kg di Indonesia berwarna hijau. (instagram.com/ nursamani41)
Sejarah gas elpiji 3 kg di Indonesia berwarna hijau. (instagram.com/ nursamani41)

Kapal udara generasi terbaru, seperti Zeppelin, menggunakan mesin berbahan bakar gas Blau—bahan bakar yang sangat mirip dengan butana, salah satu komponen utama gas elpiji.

Baca Juga: 4 Fakta Karier Politik Erdogan yang Kunjungi Indonesia, Begini Geliat sang Presiden Turki yang Tarik Simpati Warganya Sejak 1994

Menggunakan bahan bakar gas dengan massa hampir sama dengan udara menjadi solusi praktis bagi kapal udara karena tidak mengubah berat keseluruhan pesawat seperti bahan bakar cair.

Sayangnya, era Zeppelin berakhir tiba-tiba pada tahun 1937 setelah tragedi meledaknya kapal udara Hindenburg yang menewaskan 36 orang.

Gas Elpiji untuk Memasak

Berbeda dengan kapal udara yang kehilangan popularitasnya, penggunaan gas elpiji justru semakin berkembang, terutama sebagai bahan bakar memasak.

Baca Juga: Jokowi Akui IKN Bisa Makan Waktu Puluhan Tahun, Tetap PD Bisa Selesai Meski Anggaran Kena Pangkas

Salah satu pelopor penting dalam sejarah penggunaan gas elpiji untuk memasak adalah Ernesto Igel di Brasil.

Pada saat itu, banyak tabung gas elpiji yang tersisa di lapangan terbang setelah era kapal udara berakhir.

Melihat peluang ini, Ernesto Igel membeli 6.000 tabung gas yang tidak lagi digunakan di Rio de Janeiro dan mulai mempromosikan gas elpiji sebagai bahan bakar memasak yang efisien.

Baca Juga: Rakernas Siwo PWI 2025: Sumut, Banten dan NTB Calonkan Tuan Rumah Porwanas 2027

Inovasi ini kemudian melahirkan perusahaan Ultragaz pada tahun 1939.

Saat itu, perusahaan ini memiliki tiga truk distribusi dan melayani 166 pelanggan.

Sebelas tahun kemudian, pada tahun 1950, jumlah pelanggan meningkat pesat menjadi lebih dari 70 ribu.

Hingga kini, Ultragaz menjadi salah satu perusahaan penyedia gas elpiji terbesar di dunia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X