SENANGSENANG.ID - Terlahir dengan nama RM Murhadi pada 29 Juni 1949 merupakan canggah dari KGPAA Paku Alam V.
Sejak kecil sudah akrab dengan kehidupan tradisi pun seni khususnya tari yang ada di Pura Pakualaman.
Ayahnya RM. Notoharjo seorang Sentana yang aktif terlibat dalam seni tari di Kadipaten Pakualaman sehingga RM Murhadi pun tertarik untuk menekuni berbagai tari klasik yang ada di Pakualaman.
"Sejak masih kecil saya sering diajak Bapak sewaktu berkegiatan menari di Pura Pakualaman. Saya tertarik dan terus ikut berlatih menari," ucap Kangjeng Projo belum lama ini di Bangsal Danawara Pura Pakualaman sesuai pertemuan Rebon para kangjeng Urusan Pambudidaya Kadipaten Pakualaman.
Menurut Murhadi, ketertarikannya pada dunia kesenian merupakan panggilan hatinya sehingga hampir semua bidang seni dapat dikuasainya dengan baik.
Selain sebagai penari klasik dan kreasi baru, dia juga memiliki kemampuan mumpuni dalam karawitan.
Bahkan ketika bersama Bagong Kussudiardja mendirikan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja dalam perkembangannya Murhadi dipercaya untuk membuat Gending pengiring tarian garapan Pak Bagong.
Salah satu karya Murhadi yang hingga saat ini masih populer yaitu gending pengiring tari Yapong.
Bagi Murhadi lingkungan tinggal juga memberikan pengaruh yang kuat untuk berkesenian.
Dalam kenangannya, semasa remaja dia terlibat dalam berbagai kesenian seperti Orkes Bang Bung, Orkes Keroncong, Sandiwara Anak dan Karawitan pengiring ketoprak.
"Setelah melanjutkan sekolah di Sekolah Tehnik Negeri (STN) Lempuyangan karena ada ekstra kulikuler tari saya punya kesempatan untuk belajar tari lebih banyak," tuturnya.
Artikel Terkait
Pematung Enam Presiden, Yusman Terima Gelar Maestro Seni Patung dari ISI Padang
Dr M Hasan Chabibie Raih Penghargaan Santri of the Year 2024 sebagai Inspirasi Kepemimpinan
Bos Sido Muncul Ini Enggan Pamer Kekayaan di Tengah Tren Flexing di Medsos, Segini Laba Keuntungan Produk Jamu Ikonik di Indonesia
Kisah Inspiratif: Pemilik Miniso Ini Dulunya Anak Petani, Sekarang Punya Kekayaan Bersih Mencapai Rp40 Triliun
Bukan dari Jepang, Inilah Sosok di Balik Kesuksesan HokBen Jadi Resto yang Melegenda di Indonesia Sejak Tahun 1985
Hermanto Tanoko, Pengusaha Surabaya yang Masuk Daftar Orang Terkaya Dunia Ini Gak Mampu Beli Gundu