profil

Dunadi Siapkan Museum Patung di Atas Tanah 6.000 Meter Persegi, Mengaku Prihatin Minimnya Peminat Seni Patung

Kamis, 23 Mei 2024 | 11:59 WIB
Dunadi dan salah satu karya masterpiece berjudul Mudik yang dipajang di Pas Pojok Caffe. (Foto: Agoes Jumianto)

Dunadi menjabarkan, sejak tahun 1988 dirinya sudah mendapatkan proyek dari almarhum Amri Yahya. Sejumlah patung monumental dibangun di sejumlah tempat.

Baca Juga: Adakan Sosialisasi Internal, Prodi DKV ISI Surakarta Siap Sambut Program MSIB VII 2024

"Karya saya sangat banyak, dari situ saya berencana karya-karya itu nantinya dikumpulkan dalam museum. Museum itu bukan museum Dunadi, jadi nanti setiap patung diberikan narasi lengkap menyangkut seniman, siapa artisannya, prosesnya gimana, dan sebagainya. Ya kayak museum edukasi lah," beber pematung kelahiran Bantul, 3 Agustus 1960.

Rencana pembangunan museum itu sudah matang dan segera terwujud dalam waktu tidak lama lagi.

"Saat ini sedang dalam persiapan, semoga segera selesai dan bisa menjadi ruang apresiasi dan edukasi banyak orang," ujarnya.

Dunadi saat menyelesaikan salah satu patung monumental di studionya. (Foto: Dok. Pribadi)

Dunadi mengakui, seni patung memang tidak sama dengan seni lukis misalnya. Soal regenerasi pun dirasa tak semulus cabang seni yang lain.

"Regenerasi pematung juga terbilang sangat lambat, faktanya sangat sedikit seniman-seniman patung yang lahir dan berkembang. Di sekolah seni rupa pun jurusan patung menjadi pilihan yang terbilang sedikit peminatnya," demikian Dunadi.

Dunadi berharap dengan keberadaan Pendhapa Art Space, PAS Limasan Homestay, Pas Pojok Caffee & Eatery, dan nantinya museum patung yang akan dibangunnya menjadi tempat edukasi masyarakat tentang seni.

Baca Juga: Seleksi PPDB SMPN di Jogja Terapkan Nilai Gabungan ASPD dan Rapor

Dunadi juga tak menampik banyak orang yang meyebutnya sebagai seniman dan juga perajin.

Ada gugatan mengapa Dunadi sebagai seniman justru membuat produk massal, bukan karya-karya idealis.

Semasa kuliah di ASRI, ia memang dididik untuk menjadi perupa idealis, yang tidak perlu memikirkan apakah karyanya akan laku atau tidak.

Baca Juga: Jadwal Bioskop NSC Kudus Rabu 22 Mei 2024, Saatnya Nonton yang Seru dan Menantang: Furiosa A Mad Max Saga

Rupanya, di dalam kehidupan nyata, Dunadi harus berani menatap kenyataan.

Halaman:

Tags

Terkini