Ajak Generasi Muda Jaga Marwah Budaya Jawa, BPH Kusumo Bimantoro: Orang Jawa Jangan Sampai Kehilangan Jawanya

photo author
- Sabtu, 21 Juni 2025 | 15:43 WIB
B.P.H. Kusumo Bimantoro bersama Paniradya Pati Aris Eko Nugroho dengan seorang nara sumber sejarah. (Foto: Teguh Priyono)
B.P.H. Kusumo Bimantoro bersama Paniradya Pati Aris Eko Nugroho dengan seorang nara sumber sejarah. (Foto: Teguh Priyono)

SENANGSENANG.ID - Meski perkembangan dan perubahan begitu pesat terjadi saat ini. Terlebih era digital yang sudah merambah setiap lini kehidupan namun Kadipaten Pakualaman sebagai pengemban kebudayaan tetap konsisten menjaga warisan leluhurnya.

Demikian hal itu disampaikan Putra Dalem K.G.P.A.A. Paku Alam X, B.P.H. Kusumo Bimantoro di depan peserta Sinau Sejarah Peringatan Hari hari Besar Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Hadeging Kadipaten Pakualaman, pada Jumat 20 Juni 2025 di Ndalem Kepatihan Kadipaten Pakualaman, jalan Masjid 5 Yogyakarta.

Disampaikannya, di tengah perkembangan zaman saat ini Kadipaten Pakualaman tetap menjaga marwah budaya yang menjadi warisan leluhur Kadipaten Pakualaman.

Baca Juga: Xpeng G6 Mengaspal di Indonesia: Janji Manis Mobil Listrik CBU Rp599 Juta, Mampukah Bertahan di Tengah Badai Persaingan?

"Meski era digital terus berlangsung namun marwah budaya jawa harus tetap dijaga. Generasi muda memiliki andil besar serta punya peran strategis untuk menjaganya. Sebagai orang Jawa jangan sampai kehilangan Jawanya," urai B.P.H. Kusumo Bimantoro bernada ajakan.

Disampaikan juga bahwa pada 22 Juni 2025 Kadipaten Pakualaman sudah berusia 219 menurut perhitungan almanak Jawa atau 213 dalam hitungan kalender Masehi.

Menurut Mas Suryo begitu sapaan akrabnya, digitalisasi merupakan keniscayaan yang tidak bisa dielakan lagi.

Sehingga Kadipaten Pakualaman pun harus siap untuk masuk ke era itu dengan melaksanakan digitalisasi naskah naskah kuno yang berada di perpustakaan Widya Pustaka Kadipaten Pakualaman.

Baca Juga: Tantri Kotak Bicara Keresahan Penyanyi soal Royalti Pencipta Lagu, Sebut Industri Musik Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Lebih lanjut disampaikan, selain digitalisasi Kadipaten Pakualaman juga melakukan langkah langkah inovatif dengan menciptakan motif batik khas Pakualaman yang bersumber dari renggan naskah baskah kuno yang ada.

Hal ini menjadi salah satu upaya menjaga warisan budaya agar tetap memiliki nilai dan eksistensi di era yang berkembang begitu pesat ini.

"Kadipaten sebagai pengemban kebudayaan tetap konsisten dan berkomitmen dengan selalu menggelar adat tradisi serta budaya juga bermacam lomba dan sayembara terkait dengan nilai nilai budaya yang hidup di Kadipaten Pakualaman," tambah Mas Suryo.

Baca Juga: Netanyahu Curhat! Harga yang Harus Dibayar, Perang Israel-Iran Membuat Anaknya Harus Membatalkan Acara Pernikahan

Sementara itu Paniradya Pati Kaistimewaan DIY, Aris Eko Nugroho mengatakan, di Yogyakarta ada 2 keraton yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X