Seperti banyak kampung di Yogyakarta, Kampung Ketandan juga memiliki kearifan lokal dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Sejarah dan keterkaitan antara Kampung Ketandan di Yogyakarta dengan warga Tionghoa adalah suatu hal yang menarik dan memiliki pengaruh dalam perkembangan kampung tersebut.
Sejak zaman kolonial Belanda, komunitas Tionghoa telah memiliki jejak sejarah yang cukup kuat di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Yogyakarta.
Beberapa keluarga Tionghoa mungkin telah berperan dalam aktivitas perdagangan, bisnis, dan budaya di kawasan Ketandan.
Baca Juga: Uji Coba Langsung Neta V, Produsen Mobil Listrik Tiongkok Ini Gelar Customer Test Drive di 30 Titik
Komunitas Tionghoa umumnya dikenal sebagai pelaku perdagangan yang aktif.
Di Ketandan, warga Tionghoa turut berkontribusi dalam kegiatan perdagangan dan bisnis.
Kehadiran warga Tionghoa di Ketandan dapat memberikan pengaruh budaya Tionghoa dalam kehidupan sehari-hari.
Ini bisa tercermin dalam arsitektur, seni, dan budaya kuliner di kampung tersebut.
Keberadaan warga Tionghoa di Kampung Ketandan menciptakan keragaman budaya yang kaya di kampung tersebut.
Keragaman ini dapat terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, seperti perayaan hari-hari besar, festival, dan tradisi keagamaan.
Perayaan tahun baru Imlek, menjadi agenda yang ditunggu masyarakat dan wisatawan dalam balutan event Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) setiap tahunnya.**
Artikel Terkait
Festival Sastra Yogyakarta 2023, Usung Tema 'Sila' Digelar di Kawasan Kotabaru
Pemkot Yogyakarta Beri Apresiasi 20 Pelestari Bangunan Cagar Budaya dan Penghargaan 6 Seniman dan Budayawan
Street Harmony 2023, Padukan Wisata Belanja dan Kuliner di Kota Yogyakarta
Taman Budaya Yogyakarta Gelar Karya Maestro RM Dinusatomo, Wayang Orang Wisnu Parwa
Digelar di Museum Affandi dan Nol Kilometer Yogyakarta, Berikut Sejumlah Agenda Sumonar 2023
Alunan Gamelan 'Parade Gangsa' Menggema di Titik Nol Kilometer Yogyakarta, Sri Sultan Ungkit Kurangnya Antusiasme Generasi Muda