“Efek air yang menekan tubuh, apalagi air hangat dengan mineral, sangat membantu peredaran darah. Ini penting untuk pasien dengan gangguan sendi atau bahkan penderita fibromyalgia,” imbuh Galih.
Tidak sedikit warga yang datang awalnya hanya untuk rekreasi, namun akhirnya tertarik mencoba hidroterapi setelah mendengar manfaatnya.
Beberapa bahkan menjadi rutin, datang setiap pekan untuk mengikuti sesi gerakan ringan di dalam air.
Salah satunya adalah Harno, 63 tahun, pensiunan guru dari Kecamatan Tekung.
Ia sudah tiga bulan rutin mengikuti hidroterapi di Selokambang.
“Lutut saya dulu sering nyeri, apalagi kalau cuaca dingin. Tapi sejak rutin ikut terapi, rasanya jauh lebih baik. Saya bisa jalan pagi lagi sekarang,” ujarnya sambil tersenyum.
Menurut Galih, terapi air bukan hanya untuk lansia atau orang dengan keluhan kesehatan.
Anak muda pun bisa mendapatkan manfaat dari terapi ini, terutama yang sering mengalami kelelahan atau stres.
“Kita hidup di zaman serba cepat. Hidroterapi bisa menjadi ruang jeda, momen untuk mengembalikan kesadaran akan tubuh sendiri,” tambahnya.
Melihat potensi ini, Dispora Lumajang mulai merancang program reguler. Masyarakat bisa mendaftar untuk mengikuti kelas hidroterapi, lengkap dengan instruktur bersertifikat yang akan memandu setiap gerakan.
Baca Juga: Ikhlas dengan Kepergian Titiek Puspa, Inul Daratista: Belum Move On, Kudu Alon-alon
“Kalau antusiasme masyarakat tinggi, kita siap buka kelas rutin. Bisa seminggu sekali atau dua kali. Tinggal koordinasi dengan dinas terkait,” kata Galih.