Saatnya Yogyakarta Peduli untuk Menjadi Destinasi Wisata Religi yang Memiliki Kesan dan Nilai Positif

photo author
- Sabtu, 28 Januari 2023 | 19:38 WIB
Masjid Jogokariyan Yogyakarta yang bersih dan bisa menjadi destinasi wisata religi (masjidjogokariyan.com)
Masjid Jogokariyan Yogyakarta yang bersih dan bisa menjadi destinasi wisata religi (masjidjogokariyan.com)

 


SENANGSENANG.ID - Tourism Forum (ATF) akan digelar di JEC pada 3-6 Februari 2023.

Warga Yogyakarta, khususnya pelaku industri bisnis pariwisata tentunya bersyukur atas penyelenggaraan event tersebut.

"Saatnya semua destinasi wisata lebih semangat berbenah dan bertahan untuk selalu menarik wisatawan," kata H Taufik Ridwan selaku Ketua PPHI DIY, Ketua JSM DIY dan Anggota dewan Pertimbangan GIPI DIY (gabungan industri pariwisata Indonesia)

Baca Juga: Tok SP3! Ini Alasan Polisi Menetapkan Mahasiswa UI yang Tewas Tertabrak Mobil Pensiunan Polri Jadi Tersangka

Menurutnya, wisatawan akan menjadi "tuman" kalau di tempat wisata memiliki banyak kesan dan nilai positif.

Dimulai dari para petugas dalam penyambutan dengan ikhlas dan riang gembira, ramah dan entengan walau sekedar diminta motret, lokasi yang bersih,

Kamar mandi yang bersih dan wangi dan yg tidak kalah adalah keberadaan masjid atau mushola yang bagus, bersih dan menyenangkan.

Tempat sholat di setiap pariwisata harus ada dan menyenangkan.

Ini bisa diprogram oleh pokdarwis atau pengelola juga menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk mewujudkannya.

Baca Juga: Pasang Iklan di Situs Pemerintah, Judi Onlie Jaringan Internasional Dibongkar Polisi, Belasan Orang Tersangka

Ditambahkannya, ketika destinasi wisata menarik dan tumbuh menjadi pilihan semua komunitas masyarakat maka otomatis menghidupkan UMKM dan bisnis di lokasi wisata dan otomatis akan ikut mengentaskan kemiskinan.

"Kan lucu, wisata yang hidup dan seolah ramai dengan padatnya wisatawan menjejali Yogyakarta--kok tidak berdampak pada kesejahteraan masyarakat." paparnya.

Seharusnya kuantitas kunjungan wisatawan berdampak pada kualitas hidup masyarakat.

Sifat mengalah warga Jogja untuk tidak keluar rumah saat Jogia penuh wisatawan seharusnya diperhatikan oleh pemerintah, dengan kompensasi kebaikan.

Wujudnya banyak cara. Perlu dikaji lebih mendalam lewat riset oleh Perguruan Tinggi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sinatriyandika Harumawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X