Instalasi berupa kain dan proyeksi audio video digital berada dalam ruang gelap dan tertutup.
Cahaya remang hanya dari proyektor digital yang menyuguhkan gambar air berombak dengan suara yang menderu menggelegar.
"Silakan menikmati kedalaman air dengan jejak jejak oeradaban yang ditenggelamkan," ucap Furqon sembari memberi instruksi rombongan masuk dan menutup pintu utama.
Di antara cahaya remang proyektor digital dan suara debur ombak, muncul lengkingan menyayat dari sosok berbalut kain putih berkeliling membaur di antara pengunjung tidak mengganggu dan tanpa ada narasi sambil sesekali melepas kepalanya.
Tidak berapa lama sosok berbalut kain putih itu membuka salah satu pintu ke luar menuju arena terbuka dan disinilah sosok itu membuang semua balutan putih dari tubuhnya ke dalam liang tanah lantas dengan isarat mengajak penonton untuk membuang batu putih bertuliskan nama yang dibawa menziarahi perjalan ini dan menguburnya.
"Narasi naskah Furqon sudah sangat jelas sehingga dengan mudah untuk diekpresikan dengan berbagai gerak penuh kreasi," ungkap BaBam seusai pertunjukan yang banyak atraksi gerak mendebarkan pemonton.**
Liputan: Teguh Priyono
Artikel Terkait
Di Jagongan Wagen PSBK, Dua Seniman Padang Panjang Pentaskan Tari Terkurung di Alam Bebas
Kunjungi PSBK Mendikbudristek Nadiem Makarim Berdialog Soal Seni dan Tuliskan Pesan Ini
Uniknya Pertunjukan Wayang Sampah 'Opera Si Plastik' di Jagongan Wagen Episode 150 di PSBK
Jagongan Wagen PSBK Episode 151 Komunitas Sakatoya Hadirkan Pertunjukan Teater 'Mangiring'
Pertunjukan Teater 'Mangiring' di PSBK, Komunitas Sakatoya Kritisi Konsep Adat Istiadat Batak
Kelompok Teater asal Inggris, The Paper Birds Pentaskan 'Feel Me' Dua Malam di Jagongan Wagen PSBK