Pameran ini menjadi ruang refleksi sekaligus ajakan bertindak, menegaskan bahwa ingatan adalah arena politik dan arsip adalah senjata warga untuk mencegah runtuhnya Republik.
Pameran dibuka oleh Muhidin M Dahlan (Pengarsip Partikelir), Ita Fadia Nadia (Ruas-Ruang Arsip dan Sejarah Perempuan), Julian Dwi Prasetia (Direktur LBH Yogyakarta), Muhammad Isnur (Ketua YLBHI), dan Mikke Susanto (Kurator Seni).
Baca Juga: Pil Pahit Ridwan Kamil di Akhir 2025: Gugatan Cerai dan Kasus Hukum
Sedangkan performa art menampilkan I Made Arya Dwita Dedok, Kepal SPI, Orda Gayo Lut Tawar, dan Bro Matra.**