Pentingnya Kolaborasi Global Hadapi Ancaman Epidemik, Kepala BPOM Taruna Ikrar Beberkan Hal Ini

photo author
- Jumat, 24 Januari 2025 | 21:39 WIB
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar, saat menghadiri The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) Regulatory Innovations Workshop di Singapura. (Dok.BPOM)
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar, saat menghadiri The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) Regulatory Innovations Workshop di Singapura. (Dok.BPOM)

SENANGSENANG.ID - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyerukan pentingnya dunia menghadapi ancaman epidemik dimasa depan.

Hal tersebut disampaikannya saat memimpin diskusi pada sesi “Expediting Regulatory Approvals and Supporting Manufacture” dalam The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) Regulatory Innovations Workshop di Singapura, Rabu 22 Januari 2025.

Dalam keterangan resminya sebagaimana diterima Infopublik pada Jumat 24 Januari 2025, Taruna mengatakan bahwa di Indonesia mengembangkan kolaborasi dengan akademisi (Academic), industri (Business), dan pemerintah (Government).

Baca Juga: MilkLife Soccer Challenge All Stars 2025: Petik Dua Kemenangan, Tim All Stars Kudus Lolos ke Semifinal

”Atau disebut dengan skema ABG. Skema ini bertujuan menyeimbangkan antara sains dan industri baru karena keduanya berkontribusi signifikan pada sektor kesehatan,” kata Taruna.

Kehadiran BPOM pada workshop ini menegaskan peran BPOM sebagai otoritas regulator yang aktif dalam kolaborasi internasional, terutama dalam pengawasan vaksin dan obat yang beredar di Indonesia secara ketat.

BPOM juga memainkan peran sentral dalam memperkuat sistem ketahanan kesehatan nasional Indonesia dan mendukung upaya global menghadapi ancaman epidemik.

Baca Juga: Klaim Sebagai Pesawat Full Service, Bos Garuda Ungkap Alasan Mahalnya Tiket Pesawat Garuda

Tak hanya itu, BPOM juga mendorong industri farmasi nasional untuk menciptakan inovasi produk vaksin.

“Indonesia merupakan negara besar dan BPOM melakukan pengawasan pre dan post-market, memiliki sistem regulatori yang kokoh dalam jaminan pemenuhan khasiat, keamanan, dan mutu,” kata Taruna.

Ketangguhan sistem regulatori tersebut terbukti dari hasil penilaian Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yang menempatkan BPOM dalam maturitas level tiga untuk produk vaksin.

Baca Juga: Tiket Mudik Lebaran 2025 Diupayakan Turun, AHY Beberkan akan Terus Adakan Koordinasi dengan Berbagai Pihak Terkait

Hal ini menunjukkan sistem regulatori BPOM berfungsi dan terintegrasi dengan baik. Status ini didapatkan dari hasil WHO NRA Benchmarking Assessment pada 2018.

Di sela-sela pertemuan ini, Taruna Ikrar berdiskusi dan menjalin hubungan dengan CEPI, WHO, United States Food and Drug Administration (US FDA), dan Therapeutic Goods Administration (TGA) Australia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Sumber: infopublik.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB
X