"Memang dapat dikatakan masih bayi, tetapi sesungguhnya di dalam praktik telah diterapkan sejumlah strateginya," tulis Firmanzah.
"Para politikus masa kini maupun masa lalu telah memperlakukan massa politik sebagai pasar yang harus dipersaingkan dan diperebutkan," terangnya.
Sebab, gagasan politik dari pemimpin partai memerlukan strategi untuk dapat diterima oleh masyarakat luas.
Di sisi lainnya, marketing politik ini juga dapat menurunkan kualitas demokrasi. Hal tersebut karena banyak partai yang melakukan marketing politik tanpa ide atau gagasan yang jelas.
Baca Juga: TBY Gelar Eksperimentasi Seni Musik 'Samirana' Karya Jaeko Siena, Ketika Suling Tak Lagi Ditiup
Popularitas yang ditawarkan artis dianggap menjadi modal kuat dalam pemilu, namun perlu juga menimbang potensi kepuasan masyarakat terhadap kinerja mereka.**