Sementara pada ayam pedaging, penambahan premix herbal fungsional memungkinkan penggunaan pakan berprotein 2% lebih rendah namun tetap menghasilkan performa optimal.
Acara pengukuhan dihadiri sejumlah kalangan, tak hanya dari akademisi, tapi juga dari dunia usaha.
Terlihat hadir Direktur Utama Holding BUMN Pangan ID FOOD, Ghimoyo dan Komisaris Utama ID FOOD, Suhartono Suratman.
Dari kalangan pengusaha, tampak Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Tjiu Thomas Effendy, dan Komisaris PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Tumiyana.
Hadir pula beberapa pejabat pemerintah, diantaranya Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Agung Suganda, dan Bupati Blora, Arief Rohman.
Sinergi Dua Dekade Riset
Kehadiran Prof Hanim sebagai Guru Besar melengkapi kiprah suaminya, Prof Ali Agus, yang telah 35 tahun mengabdikan diri di dunia peternakan.
Prof Ali, yang kini menjabat sebagai Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan, dikenal sebagai pionir teknologi "burger pakan" atau Fermented Complete Feed.
"Menjadi dosen sejak tahun 1990 dan sekarang ini tahun 2025, berarti sudah genap 35 tahun ya. Wah, tidak terasa sebagai akademisi, sebagai peneliti," kata Prof Ali yang juga menjadi arsitek di balik roadmap swasembada protein hewani Indonesia 2025-2035.
Sinergi keahlian keduanya menciptakan ekosistem riset yang komprehensif.
Baca Juga: Tersenyumlah Kaka Ricky, Meski Jepang Bikin Garuda Tak Berkutik dengan Skor Telak 6-0
Prof Ali fokus pada teknologi pakan dan nutrisi ternak, sementara Prof Hanim mengembangkan solusi biokimia untuk kesehatan ternak dan keberlanjutan lingkungan.
Menjawab Tantangan Protein Nasional