SENANGSENANG.ID - Monumen Hayati di Banyumili Country Club, Kwarasan, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta yang didirikan pada 17 Maret 2012 silam bukan hanya sekadar gerakan penghijauan, namun menjadi simbol tumbuhnya nilai gerakan budaya dan kerukunan antar umat beragama.
Hal tersebut disampaikan Liem Sian An atau yang akrab disapa Sam Sianata dalam kunjungannya di Kota Yogyakarta pada Selasa 21 Oktober 2025.
Menurutnya, gerakan tersebut direalisasikan melalui Go Green Taruparwa, yakni sebuah semesta seni atau monumen, yakni berupa monumen hayati di Banyumili berupa 7 batang pohon yang salah satunya ditanam oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dan pejabat di Sleman, tujuh tokoh agama, tokoh adat dan sejumlah seniman.
"Waktu itu (2012) saya punya gagasan untuk menggelorakan semangat pelestarian lingkungan, karena saya tahu bahwa kelak lingkungan itu rusak, akibat ulah manusia, seperti galian tambang ilegal, pembangunan vila-vila yang tidak terkendali dan sebagainya,"ujar Sam.
Menurutnya, kerusakan lingkungan mengakibatkan berbagai dampak negatif seperti bencana alam (banjir, tanah longsor), perubahan iklim global yang ekstrem, pencemaran udara dan air.
"Dampak ini juga dapat memengaruhi kesehatan manusia, ekonomi, dan kelangsungan hidup spesies. Kalau lingkungan rusak maka yang menderita adalah kita, bahkan anak cucu kita kelak," ujar pria yang tinggal di Pulau Bali ini.
Dari monumen hayati maka terinspirasi untuk menciptakan lagu dan pada 2015 berhasil menuangkan monumen hayati melalui karya lukisan dengan tema menggelorakan semangat menanam pohon, dan semangat persaudaraan.
"Monumen hayati ini kan tidak bisa dibawa kemana-mana, lalu saya berinisiatif untuk menciptakan lukisan, lagu dan maskot," sebutnya.
Perpaduan antara tiga unsur utama yakni seni lukis (lukisan), seni lagu (musik) dan seni kreatif (maskot) diberi label Trinity Art, yakni sebuah isme seni baru karya Sam Sianata. Diharapkan dengan aliran seni ini maka Indonesia menjadi lokomotif di bidang seni.
Baca Juga: 26 Perupa Ikuti Pameran 'Urip iku Urup' di Shaktikerta Fine Art Space Sragen
"Selama ini orang membuat lukisan tidak disertai dengan lagu, apalagi maskotnya, maka perpaduan tiga unsur itu kita namai Trinity Art, ini bertujuan untuk membawa nama Indonesia ke tingkat internasional,"bebernya.