Studi Bersama dan Refleksi Gereja Keuskupan Agung Semarang, Segarkan Kembali Semangat Perintis Gereja KAS

photo author
- Minggu, 8 Juni 2025 | 10:50 WIB
 Studi Bersama dan Refleksi tentang Dinamika Hidup Menggereja di KAS. (Istimewa)
Studi Bersama dan Refleksi tentang Dinamika Hidup Menggereja di KAS. (Istimewa)

Dalam paparannya, Romo Hasto menguraikan peranan para misionaris dan katekis yang sangat penting dalam gerak dinamika Gereja KAS.

Baca Juga: Soal Penulisan Sejarah Nasional, Fadli Zon Sebut Masyarakat Tak Perlu Cemas

Sedangkan Romo Mulyatno menyampaikan catatan refleksi-kritis-konstruktif atas dinamika hidup menggereja di KAS dan tantangan yang dihadapi di masa depan.

Memahami Bahasa dan Mentalitas

Romo Hasto dalam paparannya mengungkapkan Romo van Lith sadar akan pentingnya bahasa untuk memahami budaya, tetapi itu belum cukup. Perlu harus memahami mentalitas dan cara berpikir orang Jawa.

Baca Juga: Buktikan Animasi Indonesia Nggak Kalah dengan Made in Luar, Film Jumbo Go Internasional

Di sekitar Yogyakarta, Gereja Katolik mengalami pertumbuhan umat yang luar biasa cepat pada waktu itu. Hal ini karena adanya kerjasama antara dua sayap, yaitu “para misionaris” dan “katekis”.

Bagi Romo van Lith, pendidikan yang berkualitas akan sangat ditentukan oleh kualitas para gurunya. Maka, ia membuka sekolah calon guru.

Baca Juga: Dilaporkan ke Bareskrim Soal Barak Militer, Dedi Mulyadi: Mungkin Mau Cari Perhatian

Dalam pemahaman awal Romo van Lith, dalam masyarakat Jawa yang mengajar agama itu orangnya harus tua.

Karena alasan itu, setelah guru-guru lulusan Muntilan ini masuk usia pensiun, diharapkan menjadi katekis; mulai mengajar agama.

Namun dengan cepat Romo van Lith berubah pikiran. Di dalam masyarakat Jawa itu ternyata guru itu benar-benar orang yang digugu dan ditiru.

Baca Juga: Kuras Rekening Pensiunan Rp304 Juta, Dua Pelaku Dibekuk Polisi! Begini Modusnya

Status guru itu memiliki status sosial yang istimewa; sosok yang pantas diteladani hidupnya dan didengarkan kata-katanya.

Dan itu tidak tidak memandang usia. Meski usia-nya masih muda, status guru itu sudah memiliki status yang berwibawa. Guru muda bisa mengajar agama.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X