Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Suyana menyampaikan, kampung sayur dengan konsep pertanian perkotaan pada mulanya digagas untuk meningkatkan pola pangan harapan dan ketahanan pangan warga Kota Jogja. Namun sekarang pengembangannya lebih luas lagi menjadi urban farming tourism.
“Kampung sayur memang tidak berorientasi pada produksi, tapi untuk meningkatkan gizi keluarga, sejalan dengan program strategis penurunan angka stunting. Lewat sayur yang ditanam atau budidaya lele cendol berbasis kampung inilah, bahan pangan bergizi dapat tersedia setiap saat. Sekarang terus dikembangkan jadi wisata yang bisa meningkatkan ekonomi warga,” katanya.
Salah satu mahasiswa asal Universitas Hochschule Osnabrück Jerman, Ecem Selamoglu menceritakan pengalamannya setelah kunjungi Kampung Sayur Bausasran.
Menurutya melihat langsung pertanian perkotaan, hingga membuat makanan olahan dari hasil panen merupakan pengalaman baru dan berkesan.
Baca Juga: Kominfo Matikan Akses Aplikasi Judi Slot Higgs Domino Island di Google Play Store dan AppStore
“Ini pengalaman berkesan yang akan saya ceritakan bahkan mungkin juga merekomendasikan ke teman-teman di Jerman untuk ke sini, merasakan langsung bagaimana proses urban farming sampai bisa membuat makanan dari hasil panen sendiri, warga di sini juga sangat ramah, baik dan menyenangkan,” ungkapnya.**
Artikel Terkait
Silaturahmi Pelaku Wisata Halal di Kopi Puncak Rindu: Perbanyak Destinasi Wisata Halal kalau Pengin Bahagia
Gowes Sambang Kampung Purbayan Kotagede, Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo Pastikan Hal Ini
Potret Meriah Pawai Alegoris 2023 Harmony of Kotagede, Angkat Narasi Sejarah Nama Kampung di Kotagede
Festival Seribu Candi Digelar di Prambanan, Diinisiasi Kundha Kabudayan Kabupaten Sleman, Ini Harapannya
Winongo Jogja River Festival 2023 Rampung Digelar, Spirit Jaga Kelestarian Alam dan Budaya Jalan Terus
Gayeng! Festival Kampung Wisata 2023, Angkat Potensi Lokal dan Promosikan Kampung Wisata di Kota Yogyakarta