Kemenag Sudah Menerjemahkan Alquran dalam 26 Bahasa Daerah

photo author
- Minggu, 28 Januari 2024 | 00:32 WIB
Cover terjemahan Alquran Bahasa Daerah. (Foto: Ilustrasi/Humas Kemenag)
Cover terjemahan Alquran Bahasa Daerah. (Foto: Ilustrasi/Humas Kemenag)

SENANGSENANG.ID - Kementerian Agama (Kemenag) mencatat telah menerjemahkan Alquran dalam 26 bahasa Daerah, diantaranya ada Bahasa Gayo, Dayak, Batak, Banyumasan, Bali, Kaili, Melayu Ambon, hingga Toraja.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Balitbang Diklat, M Isom Yusqi, mengatakan terobosan itu menjadi upaya Kemenag mendekatkan Alquran dengan masyarakat Indonesia.

Untuk mendapatkan hasil terbaik, ada proses yang sangat rigit dalam tahapan penerjemahan.

Baca Juga: Anniversary Concert Reminiscing Memories, Jadi Momen Spesial 72 Tahun Berdirinya SMM Yogyakarta

Tahapan itu dimulai dengan identifikasi dan penjajakan di berbagai daerah. Hal ini untuk menentukan bahasa mana yang paling sesuai.

“Tahap awal itu dalam bentuk pertemuan atau Fokus Grup Discussion (FGD), dengan melibatkan berbagai pihak terkait, seperti pimpinan daerah, ulama, dan tokoh adat,” ujar Isom di Jakarta, Sabtu 27 Januari 2024.

Setelah proses identifikasi, tahapan berikutnya adalah pembahasan dan rekomendasi bahasa-bahasa yang akan digunakan.

Baca Juga: IKN Punya Banyak Potensi jadi Lokasi Pembuatan Film, Sutradara Anggy Umbara Bilang Begini

Para pimpinan terkait akan membahas usulan bahasa daerah (scoring), dan merekomendasikan bahasa-bahasa yang akan digunakan (disasar).

Proses selanjutnya yaitu penetapan dan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) serta perjanjian kerja sama dengan pihak daerah.

Berkenaan itu, disiapkan petunjuk teknis penerjemahan yang melibatkan tim penerjemah dan mencakup teknik penulisan, gaya, dan kesepakatan lainnya.

Baca Juga: Game The Forgotten Village of Gondomayit 2: Kos Karangsari Siap Guncang Nyali Gamer

Tim penerjemah kemudian melakukan penerjemahan Alquran dari versi terbaru Kementerian Agama ke dalam bahasa daerah yang ditargetkan, dilanjutkan dengan proses validasi.

“Tahap kolaborasi antara tim penerjemahan dan tim validator menjadi kunci dalam memastikan akurasi terjemahan,” ungkap Isom.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X