SENANGSENANG.ID - Kasongan bagi Heru Siswanto bukan saja menjadi tanah kelahiran, namun juga merupakan tempat menempa diri dalam berproses sebagai seniman terakota yang mulai mengibarkan pamor kepiawaiannya lewat karya-karyanya.
Salah satu karya sedemikian banyak menyita perhatian publik adalah karya Taman Gandrung Terakota di Banyuwangi yang digarapnya pada tahun 2009.
Bagi Heru Anglo begitu biasa disapa di instalgramnya, terakota atau gerabah sebagai material dalam berkarya sudah dikenalnya sejak masih kanak kanak.
Kedekatan ini menurut dia seperti menjadi panggilan hati untuk ikut melestarikan hidupnya giliat kerajinan gerabah tradisional yang ada di lingkungan tinggalnya.
Kehidupan warga Kasongan sebagai perajin gerabah bukan hanya menjadi pekerjaan turun temurun yang hingga kini masih bertahan, namun lebih dari itu.
Ada sejarah panjang yang memiliki makna mendalam serta filosofi yang kuat, mengapa sebagian besar warga Kasongan masih bertahan dengan eksistensinya sebagai perajin gerabah.
Baca Juga: Ramalan Bintang Capricorn Jumat 3 Maret 2023 Kekasih Memberi Kesenangan Romantis yang Luar Biasa
"Sebagai generasi penerus yang hidup berada di lingkungan yang secara turun temurun sudah mengerjakan dengan berkarya seperti ini."
"Terus terang membuka kesadaran bagaimana tetap melestarikan kehidupan tradisi ini yang dapat dikembangkan sesuai dengan zamannya," ucap Heru belum lama ini di studionya Joning Art Space di Jomblang Kemuning, Banyon, Pendowoharjo, Sewon, Bantul.
Gerabah bagi orang Kasongan begitu menurut dia, bukan hanya sekadar karya kerajinan semata.
Tetapi memiliki makna filosofi dan sejarah panjang yang itu menjadi penguat mengapa masyarakat Kasongan dapat terus bertahan bahkan tetap eksis dengan segala perkembangannya.
"Meski perkembangan teknologi semakin maju, tetapi karya karya perajin di sini masih berkarya membuat celengan, misalnya," urai Heru yang juga pemilik Heroe ceramic & art shop Kembangan Bangunjiwo Kasihan, Bantul.