Berkarya dengan bahan tanah liat dalam mewujudkan karya patung menurut Heru, jelas memiliki tantangan tersendiri.
Baca Juga: 100 Hari Gempa Cianjur, Pemkab Klaten Salurkan Bantuan Rp2,2 Miliar
Karya seni terrakota menurutnya, memiliki keunikan dalam tahapan penggarapannya terutama saat proses bakar.
"Jika digarap dengan benar dan penuh kecermatan karya seni terrakota juga punya nilai estetika yang bagus sekaligus unik," ucap Heru yang mengaku sering diminta menggarap penataan kawasan wisata.
Menurut alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta jurusan seni patung ini, mendesain kawasan wisata dengan menempatkan ikon berupa patung tidak saja membutuhkan kecermatan dalam meletakan posisi patung di suatu lokasi yang tepat.
Tetapi juga harus jeli dalam merunut alur agar kawasan wisata itu menjadi kesatuan destinasi yang memiliki daya tarik dan memikat untuk terus dikunjungi.
"Saat ini sering diminta untuk menggarap art projek terkait dengan pengembangan destinasi wisata. Ini jadi tantangan juga bagai mana mendesain kawasan taman sekaligus meletakan isian patung patungnya," ucap Heru.
Sejumlah proyek seni yang telah digarap Heru diantaranya, Taman Gandrung Terrakota di Banyuwangi (2009), destinasi wisata alam kawasan Cikakak Banyumas (2021), Patung Baturraden Semangat Pemuda di jalan Ir Soeharno Purwokerto, destinasi goa Kiskendo dan patung Antasena di pantai Glagah Kulonprogo.**
Artikel Terkait
Seniman, Pelukis, dan Perancang Logo KORPRI Aming Prayitno Meninggal Dunia
Haul ke-20 Maestro Seni Sapto Hudoyo Digelar Sederhana dan Hikmat di Makam Seniman Girisapto
Dari Sarasehan Mengambil Energi Positif Karya Saptohudoyo di Imogiri Bantul, Begini para Seniman Berbicara
17 Seniman Lukis Senior Gelar Pameran Reunion #2 Sandyakala Ning Nagari di Kopi Macan Bugisan Yogyakarta
Alumnus ISI Yogya, Dewi Sartika Bukit Gelar Pameran Fotografi Bertajuk ‘Maestro yang Tak Tampak’
Terpilih Jadi Rektor, Seniman Timbul Raharjo Ingin Jadikan ISI Perguruan Tinggi Seni Terkemuka Dunia