SENANGSENANG.ID - Living museum merupakan museum sejarah hidup.
Sebuah jenis museum yang merekreasikan latar sejarah untuk menampilkan periode masa lampau, menyajikan para pengunjung dengan penafsiran eksperimental dari sejarah.
Menghadirkan capaian budaya baik berbentuk fisik maupun berbagai kejadian bernilai sejarah.
Baca Juga: Dukung Pertumbuhan Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN EPI Ambil Bagian Dorong Proses Transisi Energi
Benda yang dipamerkan merupakan benda benda yang dalam kesehariannya sangat familier pada masyakarat jaman dulu.
Misalnya batu pengilas kedelai untuk membuat tahu, corong dari plat besi yang dipakai untuk adzan di langgar sebelum ada listrik, tempat lampu, papam tulis beserta meja sambung, alat tulis sabak, bakiak, dan lainnya.
Pameran diikuti tujuh kampung dalam kemantren Gondomanan, yakni Prawirodirjan, Sayidan, Yudonegaran, Kauman, Ngupasan, Ketandan dan Ratmakan.
Kampung Sayidan selain menceritakan asal usul nama dan sejarah wilayahnya juga mengangkat sosok seorang penyiar radio yang sempat populer di RRI pada tahun 1946 hingga 1981, Pak Besut.
Beliau pernah menjadi redaktur harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta tahun 1956 dan pengalaman penting dan bersejarah lainnya.
Kegiatan tersebut diselenggarakan digedung loop station eks telkomsel Jalan Pangurakan Yogyakarta. Tema yang diangkat dari kegiatan tersebut: ‘Cerita dari Gondomanan’, dari tema tersebut sangat terbuka untuk mengangkat apapun sebuah kejadian di wilayah Kemantren Gondomanan.
Dengan demikian potensi yang ada dapat diiventarisasi dan diklasifikasikan lebih kecil sehingga suatu saat akan mampu mengangkat tema yang lebih spesifik.
Wilayah Gondomanan yang memiliki segudang gedung bersejarah berupa Gedung Kepresidenan atau Gedung Agung, benteng Vredeburg, pasar Beringharjo, Loji kecil, bahkan Pojok beteng lor wetan yang pada tahun 2021 telah diresmikan.