Mas Wedana Surakso Hargo, Anak Mbah Maridjan Pemegang Estafet Pengirit Juru Kunci Gunung Merapi

photo author
- Kamis, 30 Maret 2023 | 15:49 WIB
Mas Wedana Surakso Hargo alias Mbah Asih, anak Mbah Maridjan, Abdi Dalem Juru Kunci Gunung Merapi nan legendaris.  (Foto: kratonjogja.id)
Mas Wedana Surakso Hargo alias Mbah Asih, anak Mbah Maridjan, Abdi Dalem Juru Kunci Gunung Merapi nan legendaris. (Foto: kratonjogja.id)

Selain itu tempat-tempat sakral harus dihormati sebagai penghargaan kita manusia terhadap segala makhluk lain yang berbagi bumi. Hal itu bisa dilakukan, salah satunya dengan menjaga tutur kata ketika naik gunung.

“Perkataan harus baik. Yang baik-baik saja, yang tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain,” pesan ayah dua anak ini.

Baca Juga: Sukses dengan Ayah Ibu, Band Pop Punk Karnamereka Rilis Single 'Titik Nadir' yang Jadi Preambule Album ke-4

Menjaga Alam Merapi

Menurut Mas Wedana Surakso Hargo, itulah tiga tugas pokok Abdi Dalem Juru Kunci Merapi; menjalankan upacara Labuhan, melestarikan budaya, dan menjaga kelestarian alam.

Upacara Labuhan biasanya didahului dengan berbagai acara tambahan, di antaranya, pertunjukan wayang kulit. Tak pelak, seluruh rangkaian kegiatan bisa berlangsung beberapa hari.

Jauh sebelum upacara, para juru kunci mengemban tugas penting, yaitu membersihkan jalan setapak dari basecamp di Kinahrejo hingga punggung gunung menuju lokasi upacara Labuhan.

Baca Juga: Sabtu 1 April, Mobchin OMODA 5 Mulai Mengaspal di Jabodetabek, Penyerahan Kepada 100 Konsumen di Kemayoran

Tugas ini cukup berat karena konturnya yang mendaki dan jarang dilewati. Rerumputan dan perdu mudah tumbuh tinggi di jalan hamparan pasir yang panjangnya kurang lebih 5 km.

Karena tak mungkin selesai dalam waktu singkat, selama kurang lebih tiga bulan, setiap hari Minggu para Abdi Dalem juru kunci dibantu warga setempat dan relawan bergotong royong mencicil pekerjaan tersebut.

Lokasi Labuhan itu juga sempat berpindah-pindah. Sebelum dilakukan di Srimanganti (pos pertama di Gunung Merapi), labuhan diselenggarakan di tempat yang lebih tinggi lagi, tepatnya di Rudal (pos kedua).

Baca Juga: Horoskop Shio Tikus Jumat 31 Maret 2023 Jika Anda Siap untuk Prestasi Demi Cinta, Waktunya Telah Tiba

Namun, setelah terjadi erupsi 2006, tempat Labuhan dipindah ke Srimanganti.

Tahun 2010, Merapi kembali erupsi dan jalan menuju Srimanganti tertutup, lokasi Labuhan dipindahkan lagi ke Alas Bedengan.

“Setelah erupsi, kalau menuju ke Srimanganti itu tidak berani karena jalan tipis. Kanan kiri jurang, kanan kiri itu kelihatan, saya waktu itu survei, takut. Jadi tertumpuk oleh pasir, di sini jurang, di sana jurang. Saya sudah pusing. Lalu saya cari tempat yang datar, dapatnya itu di Alas Bedengan,” kisah Mbah Asih.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X