SENANGSENANG.ID – Meski Indonesia tercatat sebagai produsen telur terbesar ketiga dunia, data menunjukkan hampir separuh penduduknya masih mengalami kekurangan asupan protein harian. Sebuah fenomena yang menjadi perhatian serius dalam upaya peningkatan gizi nasional.
“Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2024, sebanyak 46% orang Indonesia kekurangan asupan protein harian. Rata-rata asupan hariannya hanya 62 gram per kapita per hari,” ungkap Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan, Prof. DR. Ir. H. Ali Agus, DAA, DEA, IPU, ASEAN Eng.
Angka tersebut jauh tertinggal dari negara-negara tetangga. "Malaysia misalnya rata-rata konsumsi proteinnya 159 gram per kapita, Thailand 141 gram, dan Filipina 93 gram," lanjut Guru Besar Fakultas Peternakan UGM ini.
Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi program makan bergizi gratis (MBG) Presiden Prabowo Subianto.
"Makan bergizi ini mau tidak mau bicara tentang protein hewani, khususnya hasil ternak: daging, telur, susu. Sedangkan produksi susu dalam negeri hanya mampu mencukupi sekitar 18% dari kebutuhan nasional," papar Prof Ali saat diwawancarai di kantornya.
"Khususnya pada anak-anak, konsumsi protein hewani yang cukup akan menghindarkan mereka dari kasus gizi buruk dan stunting: pertumbuhan terhambat, mudah sakit dan otak tidak berkembang normal," jelasnya.
Menjadi tantangan tersendiri bagi Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo untuk meningkatkan ketersediaan daging, telur dan susu. Apalagi program minum susu gratis telah menjadi janji politik saat kampanye pilpres tahun lalu.
Muncul pertanyaan besar. Bagaimana pemerintah akan menyediakan produk peternakan secara mandiri. Haruskah mengandalkan impor?
Untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan rupanya telah menyusun peta jalan percepatan penyediaan daging, telur dan susu.
Baca Juga: Setwapres Buka Suara, Begini Kronologi dan Klarifikasi soal Instagram Gibran Follow Akun Judol
Adalah Prof Ali Agus yang menjadi arsitek di balik layar penyusunan peta jalan tersebut.
Prof Ali yang telah 35 tahun berpengalaman dalam riset dan inovasi peternakan, dipercaya Menteri Pertanian Dr Andi Amran Sulaiman untuk merancang roadmap swasembada protein hewani Indonesia 2025-2035.