35 Tahun Riset dan Inovasi Peternakan, Kini Guru Besar UGM Dipercaya Jadi Tenaga Ahli Menteri Pertanian

photo author
- Jumat, 6 Juni 2025 | 09:19 WIB
Prof Ali Agus (kiri), sosok akademisi yang kini memimpin formulasi peta jalan pembangunan peternakan Indonesia 10 tahun ke depan. (Istimewa)
Prof Ali Agus (kiri), sosok akademisi yang kini memimpin formulasi peta jalan pembangunan peternakan Indonesia 10 tahun ke depan. (Istimewa)

Dari ruang laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada hingga koridor Kementerian Pertanian, perjalanan akademis Prof Ali mencerminkan transformasi Indonesia dari negara pengimpor menuju swasembada protein hewani.

Baca Juga: Iduladha 2025: Siapa yang Berhak Menerima Daging Kurban? Ini Pembagian yang Benar

Ia mengabdikan hampir empat dekade hidupnya untuk ilmu nutrisi dan makanan ternak. Ia pun dipercaya menjadi Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan sejak Oktober 2023.

"Menjadi dosen sejak tahun 1990 dan sekarang ini tahun 2025, berarti sudah genap 35 tahun ya. Wah, tidak terasa sebagai akademisi, sebagai peneliti," ujar Prof Ali.

Dari Jerami hingga Teknologi Revolusioner

Baca Juga: Gandeng Rindam Jaya, IFG Tanamkan Nilai-Nilai Pancasila untuk Bangun SDM Unggul dan Berkarakter

Perjalanan riset Prof Ali dimulai dari hal yang tampak sederhana: jerami padi. Sebagai dosen muda, dia mengembangkan teknologi fermentasi jerami padi untuk meningkatkan kualitas gizinya hingga hampir menyamai rumput.

Inovasi ini kemudian berkembang menjadi serangkaian terobosan yang mengubah lanskap peternakan Indonesia khususnya bidang teknologi pakan.

"Sejak saya kuliah S1, S2, dan S3, yang saya pelajari adalah ilmu nutrisi dan makanan ternak. Khususnya teknologi pakan," jelasnya.

Baca Juga: Nikita Mirzani Rayakan Iduladha di Tahanan, Ikut Kurban 6 Ekor Sapi dan Dikirim ke Bandung hingga Jawa Timur

Dari situlah lahir berbagai inovasi yang kini diadopsi masyarakat luas, termasuk Fermented Complete Feed yang populer disebut "burger pakan".
Teknologi ini bukan sekadar inovasi akademis.

Dalam dunia bisnis peternakan, pakan memegang peranan krusial karena 60-70 persen biaya produksi berasal dari komponen ini.

"Kalau kita bisa melakukan inovasi-inovasi pakan, ya, misalnya memanfaatkan hasil samping industri, hasil samping pertanian, mengembangkan feed suplement, maka akan meningkatkan efisiensi pakan yang berarti keuntungan" kata Prof Ali menjelaskan urgensi penelitiannya.

Baca Juga: Tumbuh dan Mekar dalam Kebersamaan, TK Eksperimental Mangunan Tutup Tahun Ajaran dengan Penuh Cinta

Burger Pakan: Solusi Revolusioner untuk Peternak

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X