SENANGSENANG.ID - Terlahir sebagai anak Mbah Maridjan, Abdi Dalem Juru Kunci Gunung Merapi nan legendaris, Mas Wedana Surakso Hargo terbiasa melihat dan mendampingi sang Ayah melakoni tugas-tugasnya.
Semenjak kecil, ia sudah terjun membantu tugas para Abdi Dalem juru kunci, terutama saat menyiapkan upacara Labuhan.
Mbah Asih, sapaan akrabnya kemudian didorong dan didaftarkan menjadi Abdi Dalem, meneruskan kiprah ayahnya.
Baca Juga: Mahasiswa UMKU Raih Juara 1 Nasional Short Movie Bertema Kesehatan
Sekitar tahun 1998, ia mulai magang dan diwisuda pada tahun 2000 dengan Nama Paring Dalem Surakso Hargo.
Setelah Mbah Maridjan meninggal (2010), Mbah Asih dianggap sebagai orang yang paling tepat untuk menerima estafet peran sebagai pengirit (pemimpin) kelompok Juru Kunci Gunung Merapi.
Ada 23 Abdi Dalem Juru Kunci Merapi, sebagian sudah lansia dan dulunya dipimpin oleh Mbah Maridjan.
Baca Juga: Horoskop Shio Kerbau Jumat 31 Maret 2023 Menjanjikan Periode Romansa dan Pemahaman yang Lengkap
Mbah Asih memperlakukan mereka semua sesuai kemampuan masing-masing.
Tugas-tugas yang membutuhkan fisik prima diberikan kepada yang muda-muda, sementara Abdi Dalem yang sudah lanjut usia tetap berkarya dengan mengerjakan tugas yang lebih ringan.
“Abdi Dalem itu sebenarnya mengabdi pada budaya dan tradisi. Jadi tidak hanya mengabdi pada sultan,” demikian kesimpulan Mbah Asih.
“Yang kedua harus menjaga alam karena Merapi itu kan gunung. Budaya menjaga itu termasuk misalnya bersih-bersih. Di situ tidak boleh mengotori. Siapa pun yang datang ke situ, kalau ada sampah, harus dikumpulkan, dibawa turun. Budaya kebersihan itu juga sangat penting.”
Mas Wedana Surakso Hargo menegaskan, harus dibudayakan juga untuk menjaga alam, seperti tidak menebang pohon sembarangan.