profil

Mas Wedana Surakso Hargo, Anak Mbah Maridjan Pemegang Estafet Pengirit Juru Kunci Gunung Merapi

Kamis, 30 Maret 2023 | 15:49 WIB
Mas Wedana Surakso Hargo alias Mbah Asih, anak Mbah Maridjan, Abdi Dalem Juru Kunci Gunung Merapi nan legendaris. (Foto: kratonjogja.id)

Tahun 2013, Mbah Asih meminta izin keraton untuk merintis jalan baru menuju Srimanganti. Sejak itu, Labuhan kembali diadakan di Srimanganti.

Baca Juga: Ramalan Bintang Taurus Jumat 31 Maret 2023 Ini Adalah Saat yang Tepat untuk Melakukan Perjalanan

Pelaksanaan Labuhan melibatkan nyaris semua warga, termasuk ibu-ibu yang menyiapkan sesaji serta hidangan upacara.

Istri Mbah Asih, Ibu Mursani (Nyi Mas Lurah Surakso Boga Mursani) yang juga Abdi Dalem adalah “komandan” yang bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan logistik

Ada satu tugas khusus yang diemban para Abdi Dalem juru kunci terkait upacara Labuhan, yaitu mencari “oleh-oleh” untuk dipersembahkan ke keraton.

Baca Juga: Horoskop Shio Kerbau Jumat 31 Maret 2023 Menjanjikan Periode Romansa dan Pemahaman yang Lengkap

Oleh-oleh ini berupa kekayaan alam khas Merapi sebagai tanda bahwa upacara Labuhan telah selesai dilaksanakan di lokasi yang telah ditentukan.

Terkadang ada tugas-tugas lain dari keraton yang harus dikerjakan oleh Mbah Asih, tetapi sifatnya tidak rutin, misalnya ketika Kawedanan Kridhamardawa berziarah karena hendak mementaskan tarian sakral, ia ikut terlibat dalam penyiapan tempat ziarah.

Mbah Asih aktif bermasyarakat. Ia rutin mengikuti hajatan warga, tirakatan, uyon-uyon, dandan kali (memelihara sungai), nyadran (mendoakan leluhur), dan lain sebagainya.

Ia menyadari gotong royong semacam itu vital bagi kelangsungan hidup mereka sehari-hari.

“Tanpa kerja sama dengan masyarakat tidak bisa jalan.“

Baca Juga: Di Indonesia Santer Persoalkan Israel yang Ikut Piala Dunia U20, FIFA Justru Singgung Tragedi Oktober 2022

Sebagai juru kunci, Mbah Asih sesekali juga diminta oleh pengunjung Merapi untuk mengantar mereka berziarah.

“Ada orang yang mau berdoa di sana, saya harus mengantarkan, misalnya di Srimanganti, di Alas Bedengan, atau petilasan.” Dalam hal ini, perannya hanya mengantarkan.

“Selanjutnya, yang punya hajat itu silakan.”

Halaman:

Tags

Terkini